Insiden pemukulan warga Dolly di studio televisi terekam kamera
Dalam video amatir itu, terlihat Mat Mochtar menghajar seorang audience yang duduk di atas kursi di dalam studio.
Aksi penganiayaan massa pro penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin malam (23/6), terhadap warga yang kontra terekam video ponsel warga lokalisasi. Dalam video amatir itu, terlihat Mat Mochtar menghajar seorang audience yang duduk di atas kursi di dalam studio stasiun televisi lokal di Surabaya.
Saat itu, stasiun televisi lokal yang berkantor di Jalan A Yani Surabaya itu, tengah mengadakan dialog khusus soal penutupan Gang Dolly dan Jarak oleh Pemkot Surabaya pada tanggal 18 Juni lalu. Dalam dialog itu, diundang pula dua kubu yang kontra dan pro penutupan.
Hadir di acara itu, dari kubu pro penutupan, yaitu Mat Mochtar, seorang tokoh masyarakat dan warga Bulak Banteng, yang selama ini mengatasnamakan Gerakan Rakyat Surabaya.
Dalam tayangan video itu, tampak Mat Mochtar berjalan santai keluar dari area syuting saat jeda acara. Lalu dengan gerak cepat menghajar seorang audience yang sedang duduk di atas kursi di dalam studio. Korban pemukulan Mat Mochtar itu adalah, diketahui bernama Adji Sudarmo (40), warga sekitar Dolly dan Jarak.
Ditemui di Posko Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Jalan Jarak, Adji menuturkan, malam itu dia hanya mendampingi Lilik Sulistyowati atau akrab disapa Vera, yaitu salah satu aktivis pendamping warga Dolly dan Jarak. Vera menjadi narasumber di acara stasiun televisi swasta lokal yang ada di Jalan A Yani itu.
Narasumber lainnya yang diundang adalah Mat Mochtar, salah satu tokoh yang dianggap mewakili masyarakat yang pro kebijakan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam penutupan Dolly dan Jarak.
Informasinya, Kepala Dinas Sosial Pemkot Surabaya, Supomo, juga turut diundang sebagai narasumber dalam tayangan berdurasi satu jam bertema: 'Misteri di Balik Penutupan Lokalisasi' itu. Namun, Supomo tidak terlihat hadir.
"Saya cuma penonton di acara itu. Gak tahu tiba-tiba Mat Mochtar mendatangi saya di waktu jeda acara, dan langsung melayangkan pukulan tiga kali ke arah saya sambil memaki-maki. Saya juga diancam carok juga," terang Adji, Selasa (24/6).
Di tempat yang sama, Vera juga mengaku memang diundang menjadi narasumber oleh stasiun televisi lokal itu, malam tadi. Dia mengajak sejumlah warga di sekitar Dolly dan Jarak untuk mendampinginya. Selain Adji, turut serta sejumlah warga setempat lainnya. Di antaranya bernama Sunardi, Aniek, dan Edi.
"Saya gak berani datang sendirian karena sebelumnya saya juga sempat kena pukul waktu acara deklarasi lalu, yang ramai-ramai itu, dan sempat terjadi ketegangan dengan pihak kepolisian," terang Vera.
Vera menduga, pemukulan itu dipicu oleh kekalahan Mat Mochtar dalam adu argumen soal penutupan lokalisasi. "Dari awal hingga sebelum terjadi pemukulan, materi yang disampaikan Mat Mochtar hanya berkutat pada kebanggaan soal keberhasilan Wali Kota Surabaya menutup Dolly. Begitu ditanya soal detail dan data terkait upaya deklarasi yang dipersoalkan warga, Mat Mochtar tak mampu menjawab," terangnya.
"Dia sudah kadung emosi duluan. Mahasiswa yang turut diundang sebagai penonton juga jadi sasaran kemarahannya. Dia bilang, kalian ini yang merusak Kota Surabaya," ucap Vera menirukan kalimat Mat Mochtar malam itu.
Dan atas insiden pemukulan itu, Vera yang didampingi puluhan warga Dolly dan Jarak, langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolrestabes Surabaya. "Perkaranya akan terus kita kawal ke ranah hukum," timpal Koordinator Tim Advokasi Perempuan dan Anak Lokalisasi Dolly dan Jarak, Annisa singkat.