Investigasi Komnas HAM Temukan Anggota FPI Gunakan Senjata Rakitan
Sementara itu, imbuh Choirul, 4 barang bukti yang diduga bagian dari selongsong dan dinyatakan 1 barang bukti bukan bagian dari selongsong peluru.
Komnas HAM menyampaikan hasil investigasi peristiwa penembakan terhadap laskar FPI pada 7 Desember 2020. Dalam peristiwa tersebut, Komnas HAM turut menguji jenis senjata yang digunakan ormas yang dibubarkan pemerintah tersebut.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyampaikan, saat melakukan uji alat bukti bersama Pindad dan ahli dalam balistik serta perwakilan masyarakat sipil, menunjukkan senjata yang digunakan FPI merupakan senjata rakitan.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Kenapa Firaun beribadah? Di Mesir kuno, negara dan agama saling terkait erat. Firaun dipandang sebagai perantara antara alam fana dan alam ketuhanan. Karena keterlibatan dalam ritual dan ibadah seperti itu merupakan inti dari kehidupan seorang firaun Mesir.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang terjadi di Bekasi pada Kamis (30/11) ? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kenapa Kepala BP2MI bertemu Menkopolhukam? Pertemuan berlangsung di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3). Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/). Benny bercerita, pertemuan itu dalam rangka mengantisipasi maraknya kejahatan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), khususnya bermodus Pekerja Migran Indonesia (PMI). Untuk itu, perlu adanya kerja sama antar lembaga dengan kementerian.
-
Di mana peristiwa penembakan terhadap Benyamin terjadi? Benyamin, salah seorang Ketua RT di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara menjadi korban penembakan air softgun saat menggagalkan aksi pencurian sepeda motor, Senin (15/1).
"7 Barang bukti yang diduga bagian dari proyektil peluru dinyatakan 2 barang bukti bukan bagian dari proyektil dan 5 barang bukti merupakan bagian dari proyektil. Dari 5 proyektil tersebut, sebanyak 2 proyektil identik dengan senjata rakitan," ujar Choirul, Jumat (8/1).
Choirul menambahkan dari alat bukti tersebut, 1 dari rakitan gagang coklat dan 1 tidak bisa diidentifikasi dari senjata rakitan dan 3 item tidak bisa diidentifikasi jenis senjatanya karena kondisi perubahan yang besar/deformasi dan 2 bukan bagian dari anak peluru.
Sementara itu, imbuh Choirul, 4 barang bukti yang diduga bagian dari selongsong dan dinyatakan 1 barang bukti bukan bagian dari selongsong peluru.
"Dan 3 selongsong peluru identik dengan senjata petugas kepolisian," jelasnya.
Uji alat bukti ini sehubungan terjadinya saling baku tembak antara laskar FPI dengan polisi. Aksi baku tembak terjadi sejak Hotel Swiss-Bellin Karawang sampai Pintu Masuk Tol Karawang Barat Km 49.
"Eskalasi tinggi mulai dari Hotel Swiss-bellin Karawang, pintu masuk Tol Karawang Barat sampai KM 49 di dalam tol. Dan eskalasi tinggi mulai ada dugaan benturan mobil dan tembakan," ujarnya.
Choirul mengatakan, sebelum kedua belah pihak saling baku tembak, pihak laskar FPI yang mengawal Rizieq Syihab menyadari ada kendaraan yang mengintervensi dengan memaksa masuk rombongan mobil. Untuk mengalihkan manuver polisi, 2 dari 6 mobil yang mengiringi Rizieq menghalau pergerakan mobil polisi. Sementara 4 mobil terus melaju.
Choirul mengatakan, sejatinya 2 mobil yang menghalau manuver polisi telah jauh dari jarak mobil polisi. Namun dua mobil tersebut justru menunggu mobil polisi yang sempat bermanuver.
"Terdapat konteks kesempatan untuk menjauh oleh mobil FPI dari mobil petugas, namun malah mengambil tindakan menunggu mobil petugas," kata Choirul.
"Bahwa didapatkan fakta telah terjadi kejar mengejar, saling serempet dan seruduk, serta berujung saling serang dan kontak tembak antara mobil Laskar Khusus FPI dengan mobil petugas, terutama sepanjang jalan Internasional Karawang Barat, diduga hingga sampai KM 49 dan berakhir di KM 50 Tol Jakarta Cikampek."
Baca juga:
Polri Tanggapi Investigasi Komnas HAM: Penembakan Dilakukan Tanpa Perintah Atasan
Komnas HAM Simpulkan Ada Saling Tembak Antara FPI dan Polisi di Pintu Tol Karawang
Investigasi Komnas HAM Bisa Jadi Acuan Ungkap Kasus 6 Laskar FPI secara Objektif
Alasan Komnas HAM Sebut Kasus Penembakan Laskar FPI Melanggar HAM
Kronologi Aksi Kejar-kejaran FPI & Polisi Hasil Investigasi Komnas HAM