Investor sejak era Jokowi tak juga datang, Solo darurat sampah
TPA Putri Cempo Mojosongo sudah overload dalam 2 tahun terakhir ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dipusingkan dengan masalah sampah. Tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo sudah overload dalam 2 tahun terakhir ini. Investor yang digadang-gadang sejak era Wali Kota Joko Widodo (Jokowi) tak kunjung datang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, lelang pertama yang seharusnya digelar akhir April 2014 gagal. Karena hanya ada satu calon investor yang mengirimkan berkas penawaran kepada panitia.
Kemudian pada lelang kedua belum lama ini juga menemui jalan buntu. Meski ada tiga calon investor namun dua di antaranya dinyatakan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan panitia. Mereka tidak memasukkan dokumen penawaran.
Padahal sebelumnya mereka sudah memberikan pemaparan kepada panitia, sedangkan satu peserta lainnya hanya memasukkan dokumen dalam bahasa asing.
"Kami memang kesulitan mencari investor yang benar-benar tertarik berinvestasi dalam pengelolaan sampah di Solo. Penyedia jasa yang berminat mengelola sampah itu memang tak banyak," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Budi Suharto di Rumah Dinas Wakil Wali Kota, Jumat (31/7).
Ke depan, Budi mengaku akan mengevaluasi dan mencari tahu penyebab gagalnya lelang pengelolaan sampah Putri Cempo. Menurutnya perlu ada terobosan khusus agar lelang bisa terlaksana sesuai rencana.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Hasta Gunawan mengatakan, pihaknya akan membuka kembali lelang untuk ketiga kalinya dalam waktu dekat. "Akan ada beberapa perubahan dalam lelang ketiga. Salah satunya menyangkut sistem pengelolaan sampah. Jika sebelumnya kami bersikeras meminta pengelolaan menggunakan insenerasi, maka kemungkinan akan dibuka penawaran untuk alternatif-alternatif lainnya," jelasnya.