ISIS ancam Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta bakal dijaga ketat TNI
Terminal 1 akan dijaga oleh TNI AD, Terminal 2 oleh TNI AL, dan Terminal 3 oleh TNI AU.
Keamanan di Bandara Soekarno-Hatta diperketat setelah gerakan radikal ISIS menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang akan diserang mereka.
"Benar Kementerian Perhubungan sudah memanggil pihak bandara untuk meningkatkan pengamanan pasca ancaman ISIS," ujar Sekretaris PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi pada Senin (23/11) malam.
Agus menuturkan, PT Angkasa Pura II juga sudah diminta bekerjasama dengan seluruh elemen TNI untuk pengamanan bandara, termasuk area parkir.
"Terminal 1 akan dijaga oleh TNI Angkatan Darat, Terminal 2 oleh TNI Angkatan Laut, dan Terminal 3 oleh TNI Angkatan Udara. Sekarang masih proses perizinan, mungkin awal Desember nanti baru personel yang ditugaskan akan turun, " kata Agus.
Agus mengatakan, setiap terminal nantinya akan diamankan oleh 100 anggota TNI. "Dibantu oleh total 2.000 petugas keamanan bandara, termasuk petugas keamanan outsource," kata Agus.
Sementara personel Brimob Polri, kata Agus, akan diturunkan untuk membantu proses pengamanan.
"Akan diturunkan juga unit K9 (anjing) untuk membantu," kata Agus lagi.
Selain memperbanyak personel keamanan, baik dari internal Bandara Soekarno-Hatta maupun TNI dan Polri, PT Angkasa Pura II juga mewaspadai beberapa hal untuk mengantisipasi aksi terorisme.
"Kami sudah diminta untuk memantau dan memberikan perhatian khusus ke koper yang ditinggal dalam jangka waktu cukup lama oleh pemiliknya. Karena di lokasi lain, banyak aksi terorisme yang dilakukan dengan cara seperti itu, " kata Agus.
Agus mengatakan, bila ada koper yang ditinggal lebih dari kurun waktu sekitar 10 menit, maka petugas yang ada di area wajib mengamankan koper atau barang yang ditinggal itu.
"Akan diamankan terlebih dahulu oleh Officer in Duty, karena belum tentu yang meninggalkan koper itu orang yang hendak melakukan terorisme. Jika memang benar, baru aparat yang akan bertindak," kata Agus.
Poin lainnya, kata Agus, adalah pemeriksaan kendaraan. "Pemeriksaan kendaraan sudah kami lakukan. Terutama kendaraan yang menurut pengamatan dan pengalaman mampu mengangkut barang yang bisa disalahgunakan untuk aksi terorisme," kata Agus.
Agus merinci, jenis kendaraan yang mendapat pemeriksaan lebih ketat adalah mobil bak terbuka dan mini bus.
"Dari hasil pengamatan dan pengalaman yang terjadi di tempat lain, dua jenis kendaraan ini memang kerap digunakan untuk melakukan aksi teror," kata Agus.