Istri Gani ingin nyawa dibayar nyawa
Istri Gani ingin nyawa dibayar nyawa. Erwin ingin Taat Pribadi dihukum mati. Alasannya, biar tak ada korban lagi seperti nasib suaminya.
Utang nyawa harus berbayar nyawa. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Ini adalah pekik amarah Erwin Hariyati (23) warga Banyuwangi, Jawa Timur saat mendapati suaminya, Abdul Gani (38), warga Probolinggo tewas pada April 2016 lalu.
Kuat dugaan perempuan berprofesi di bidang entertain ini, suaminya tewas dibunuh kaki tangan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Karena sebelumnya, suaminya dan Ismail kerap menerima ancaman dari orang-orang Taat.
Erwin yang dinikahi Gani Tahun 2015 lalu ini menceritakan kronologis kejadian. Jauh sebelum Padepokan Kanjeng Dimas didirikan, suaminya, Ismail dan Taat adalah kawan karib.
Bahkan saat padepokan berdiri, Gani dan Ismail membantu perekrutan para calon pengikut. Setelah pengikutnya bertambah, uang miliaran terus mengalir ke kantong Taat, yang berjanji akan menggandakan uang tersebut seperti yang kerap diperagakan: Dari balik tubuh Taat, mengeluarkan miliaran uang.
Nyatanya hingga saat ini, uang-uang yang menjadi mahar penggandaan uang oleh Taat, yang bergelar Sri Raja Prabu Rajasanagara Raden Mas Kanjeng tersebut tak pernah kembali. Anehnya banyak orang yang percaya, kalau Taat memiliki kesaktian menggandakan uang.
"Korbannya sudah banyak. Suami saya saat sadar itu hanya tipuan, merasa ikut bersalah. Karena dia juga punya peranan mencari pengikut. Suami saya ingin keluar dan meminta kembali miliaran rupiah uangnya, termasuk uang milik teman-temannya yang direkrut," ungkap Erwin kepada merdeka.com, Minggu (2/10).
Sayang niat belum terlaksana, nyawa sudah melayang. Ismail lebih dulu menjemput ajal. Jasadnya ditemukan di perbatasan Situbondo-Banyuwangi tahun lalu. Kemudian di bulan April 2016, giliran jasad Abdul Gani ditemukan di Wonogori, Jawa Tengah.
"Nyawa harus dibayar nyawa. Saya minta dia (Taat Pribadi) dihukum mati. Agar tidak ada lagi korban yang lain. Sudah banyak korban, termasuk suami saya," tegasnya.
"Dua orang sudah meninggal, kalau (Taat) benar, kenapa harus mengancam? Kenapa harus membunuh dua orang? Ini pasti ada apa-apa. Pasti ada yang disembunyikan. Dia tidak pantas disebut guru. Sudah sepatutnya dihukum mati agar kelak tak ada korban lagi," pungkasnya.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Siapa yang mendapat bantuan pangan di Banyuwangi? Penerima bantuan panga di Banyuwangi sebanyak 129.050 kepala keluarga (KK). Setiap KK mendapatkan bantuan beras sebanyak 10 Kg selama 6 bulan mulai Januari- Juni 2024.
-
Apa yang Jenderal Dudung apresiasi di Kampung Pancasila, Banyuwangi? “Luar biasa. Di desa ini ada banyak agama tapi bisa hidup rukun. Inilah cerminan sila-sila Pancasila dalam kehidupan nyata,” kata Jenderal Dudung.
-
Siapa yang menyerahkan insentif tersebut kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
Baca juga:false
Istri Abdul Gani: saya sudah ada firasat suami bakal mati
Hari terakhir Gani sebelum dibunuh pengikut Dimas Kanjeng
Pengakuan blak-blakan istri Gani soal padepokan Dimas Kanjeng
7 Makelar ikan jadi korban penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Mengungkap ritual mistis penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi