Istri Wapres JK Hampir Salah 'Nyemplungin' Surat Suara ke Kotak
Usai melakukan pencoblosan, JK mengaku tidak merasa kesulitan dengan banyaknya surat suara dan menentukan pilihannya. Namun kejadian unik justru terjadi kepada Ibu Mufidah yang hampir salah memasukan surat suara.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 di TPS 004 RW 02 di Jalan Brawijaya IV Nomor 18 Kelurahan Pulo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).
Tiba di lokasi pukul 10.00, JK bersama sang istri Ibu Mufidah tampak kompak mengenakan seragam berwarna putih. Kedatangan JK berserta rombongan pun disambut hangat oleh seluruh Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Usai mengisi form pendaftaran, JK bersama sang istri langsung menuju bilik suara dengan membawa empat surat suara. Diantaranya yakni, kertas suara Calon Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR RI, Anggota DPD, dan Anggota DPRD.
Di bilik suara, keduanya hampir menghabiskan waktu sekitar 5-6 menit untuk menentukan pilihannya. Dari kejauhan, juga tampak terlihat JK bersama sang istri sesekali melakukan dialog.
Usai melakukan pencoblosan, JK mengaku tidak merasa kesulitan dengan banyaknya surat suara dan menentukan pilihannya. Namun kejadian unik justru terjadi kepada Ibu Mufidah yang hampir salah memasukan surat suara.
"(Ada kesulitan?) Bagi saya sendiri enggak. Cuma Ibu tadi salah masukin kotak, warnanya tidak cocok. DPD dengan DPRD tadi (hampir) terbalik masuknya," katanya usai ditemui di lokasi pencoblosan.
Sementara, saat dimintai keterangan mengenai baju yang putih yang dikenakan, JK mengaku telah mengikuti sesuai permintaan dari kedua kubu pasangan calon. "Nuansa putih karena dua-duanya kan minta putih, jadi kita ikut arus lah," tutupnya.
JK Harap Partisipasi Pemilu Capai 80 Persen
Dalam kesempatan yang sama, JK berharap tingkat partisipasi warga pada Pemilu 2019 mencapai 80 persen. Sebab, dengan tingkat partisipasi yang tinggi secara otomatis juga akan berdampak baik bagi pemerintah Indonesia.
"Kita harap yang memilih di atas 75-80 persen. Itu sudah bagus untuk pemilu di suatu negara. Jarang yang di atas itu. Tapi ini cukup bagus," kata JK.
JK mengatakan, tingkat partisipasi sebesar 80 persen tersebut sangat memungkinkan. Mengingat atensi dari masyarakat baik di luar negeri, maupun di dalam negeri sangat tinggi sekali. "Mungkin karena lamanya kampanye ya," imbuh JK.
Di samping itu, JK menilai kericuhan yang terjadi di luar negeri pun lantaran partisipasi warga Indonesia yang cukup tinggi. Tingginya antusiasme tersebut tidak diimbangi oleh jumlah TPS yang disediakan di beberapa titik lokasi. Sehingga memunculkan keributan.
"Itu karena panitia disana mungkin kurang antisipasi antusiasme masyarakat. Karena itu TPS-nya kurang dibanding banyaknya pemilih. Tapi kan akhirnya lancar juga," katanya.
Baca juga:
Kisah Petugas Stasiun Harus Jalankan Tugas Saat Pilpres 2019
Prabowo-Sandi Nobar Hitung Cepat Pilpres 2019 di Kertanegara
Sandiaga Merasa Plong Usai Mencoblos
Hingga Siang Ini, Pencoblosan di Talang Kelapa Banyuasin Belum Dimulai
Edy Rahmayadi Mengaku Kesulitan Melipat Surat Suara Pemilu 2019