Jadi mafia online, 39 WN China dan Taiwan ditangkap polisi di Bali
Polisi juga mengamankan barang bukti seperti komputer dan alat komunikasi yang digunakan untuk melakukan penipuan.
Tim gabungan kepolisian Tiongkok dan Polda Bali serta dari Mabes Polri berhasil menggiring komplotan mafia online warga negara asing asal Tiongkok.
Komplotan mafia ini digrebek di sebuah vila di Jalan Sekar Sari Gang Nusa Indah 12, Banjar Batur Sari, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, petang kemarin (5/4).
Selain mengamankan 39 warga negara Tiongkok dan Taiwan yang diduga anggota komplotan, juga mengamankan beberapa barang bukti seperti komputer dan alat komunikasi yang digunakan untuk melakukan penipuan di Tiongkok itu.
Mereka yang diamankan dari vila milik Ni Wayan Sabreg itu, diantaranya Chung Ting Wei, Huang Kuang Yang, Chung Chia Wei, Wu Hung Chih, Wei Ming Cheng, Cheng Po Hui, Cheng Yu Ming, Ke Hua Chen, Yang Hsiu Cheng, Cheng Kwong Hung, Chen Pin Hsu, Wu Cheng Li, Wei Ming Te, Sheng Ming Chen, Yuh Yen Shu, Wu Cheng Chiang, Hsu Tsu Cang, Fan Chia Hung, Chen Chia Seng, Cheng Kai Te, Chang Ming Seng, Wang Feng Yu, Hsu Yung Cin, Cen Yuan Chien, Lin Chin Hung, Liu Hsin Min, Hsieh Min Che, Hsu Tsu Hao, Hsiao Chih Ming, Chen Yen Jung, Cheng Wei dan Chao Hon.
"Ada 5 warga Tiongkok dan sisanya asal Taiwan. Kini masih dititipkan pengamanannya di Polda Bali. Apakah akan dilakukan pemeriksaan di Bali atau di Mabes, saya tidak tau," jelas salah satu petugas Polda, Senin (6/4)).
Penggerebekan ini berawal dari informasi pihak kepolisian Tiongkok yang mensinyalir ada aktivitas penipuan via online yang dilakukan dari Bali. Kepolisian Tiongkok lalu melakukan koordinasi dengan Mabes Polri untuk melakukan penyelidikan. Modusnya dengan cara membobol sejumlah bank di Taiwan, China, Korea dan Tiongkok.
Katanya penyisiran sudah dilakukan sejak Sabtu (4/4) sore sekitar pukul 18.00 WITA, Tim Gabungan Mabes Polri, Polda Bali, Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Timur (Dentim).
-
Bagaimana tanggapan Taiwan terhadap tuduhan China? Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia. "China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama," ujarnya.
-
Apa yang ditemukan di desa Pingyan, China? Penemuan jejak kaki raksasa menghebohkan desa Pingyan, provinsi Guizhou, di bagian barat daya China.
-
Apa tujuan serangan siber yang dituduhkan China kepada Taiwan? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Apa yang ditemukan di Gua Baiyan, China? Ilmuwan menemukan makhluk aneh dengan delapan mata dan alat kelamin berbentuk "kait" di dalam sebuah gua di Provinsi Guizhou, China.
-
Di mana pemukiman orang Austronesia ditemukan di China? Arkeolog China baru-baru ini menemukan pemukiman orang Austronesia yang berasal dari 7.300 tahun yang lalu di Pulau Pingtan, Provinsi Fujian.
-
Di mana lokasi Curug Panetean? Curug ini dijamin bikin siapapun terpukau. Sudah kenal dengan Curug Panetean yang ada di Desa Pangliaran, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat?
Baru keesokannya melakukan penggerebekan vila mewah seluas 25 are ini. Petugas masuk dengan cara membobol pintu pagar menggunakan linggis.
Mengetahui vila tersebut digerebek, puluhan warga Tiongkok dan Taiwan ini langsung melarikan diri dengan cara memanjat tembok belakang vila. Namun, petugas gabungan yang sudah mengantisipasi berhasil membekuk 39 orang yang berada di dalam vila dan satu di Bandara Ngurah Rai saat akan melarikan diri ke negaranya.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hery Wiyanto mengatakan kejahatan yang dilakukan kelompok ini merupakan kejahatan antar negara yang dilakukan di Tiongkok.
Dalam aksinya, komplotan ini menggunakan beberapa modus penipuan, diantaranya mencari informasi korbannya di Tiongkok dan Taiwan.
Mereka lalu mengaku dari Departemen Keuangan dan mengancam akan membekukan tabungan korban karena masalah perbankan. Mereka lalu meminta korban mengalihkan tabungannya ke rekening pemerintah yang ternyata milik komplotan ini.
"Biasanya korban orangtua kaya atau pensiunan," kata Kombes Hery, Senin (6/4).
Modus lainnya, komplotan ini akan membocorkan perselingkuhan pasangan pasutri yang kaya raya jika tidak membayar sejumlah uang. Mereka juga mengaku sebagai petugas pajak dan mencari pengusaha yang tidak membayar pajak untuk diajak berdamai.
Ketika ditanya mengapa melakukan aksinya dari Bali, Kombes Hery mengatakan jika kelompok ini memanfaatkan infrastruktur internet negara lain agar tak terlacak.
"Mereka melakukan di luar Tiongkok dan Taiwan karena di kedua Negara itu sudah banyak sindikat mereka yang ditangkap dan mereka bisa berada di beberapa negara sekaligus dalam satu frame kejahatan," ujarnya.
Apakah kasus ini juga ada hubungannya dengan kasus mafia online di villa wilayah Seminyak, Kerobokan Kuta. Dimana saat digerebek pemilik villa justru dikeroyok oleh komplotan yang akhirnya melarikan diri.
Namun satu diantaranya yang bernama Chan yang sebelumnya tanpa identitas lengkap justru kini punya kelengkapan setelah diamankan Polsek Denpasar Barat.
"Itu akan coba dikaitkan, apakah ada kaitannya atau tidak tergantung proses penyidikan nantinya," kata Hery.