Korban Capai 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim Ternyata Terlibat Kasus Penipuan Like dan Subscribe Konten
Tersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Tersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Korban Capai 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim Ternyata Terlibat Kasus Penipuan Like dan Subscribe Konten
Bareskrim Polri akhirnya mengungkap bentuk kejahatan dari Warga Negara (WN) China berinisial SZ, diduga sebagai otak kasus penipuan digital atau scam online dengan korban kurang lebih 800 orang Indonesia.
Wakil Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Dani Kustoni menyebut SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
"Jaringan internasional scam lowongan kerja seperti harus like atau subscribe suatu konten," kata Dani saat dikonfirmasi, Sabtu (29/6).
Kendati begitu, polisi belum menjelaskan lebih lanjut terkait kasus penipuan online dilakukan WNI China tersebut. Namun polisi memastikan total korban kurang lebih mencapai 800 orang dengan kerugian sekitar miliaran rupiah.
"Korban kurang lebih 800 orang, kerugian ratusan miliar," ucap Dani.
Bareskrim Polri sebelumnya menangkap seorang warga negara asing (WNA) asal China inisial SZ. Dia diduga sebagai otak kasus penipuan digital atau scam online yang telah memakan banyak korban di Indonesia.
"Hari ini melakukan penangkapan bekerja sama dengan Interpol dari Hubinter," kata Wadirtipidsiber Bareskrim Polri Kombes Pol Dani Kustoni saat ditemui awak media, Kamis (27/6).
Dani menjelaskan, SZ merupakan tersangka kasus penipuan terhadap sekitar 800 korban. Dia pun akhirnya berhasil ditangkap di kawasan Timur Tengah.
"Kasusnya penipuan atau scam online, untuk korban kurang lebih sampai dengan saat ini kita data kurang lebih 800 orang warga negara Indonesia," ujar Dani.
Penangkapan SZ merupakan hasil pengembangan dari penangkapan sebelumnya.
Dani mengatakan kasus ini segera dirilis dalam waktu dekat.
"Kita fokus dulu untuk memeriksa tersangka. (Ini kasus) yang sebelumnya sudah kita lakukan penangkapan, jadi ini yang paling utamanya kita ambil," tutur Dani.