Jaga nasionalisme, Menteri Marwan bakal bangun 74 ribu televisi desa
"TVRI sekalipun tidak sampai ke daerah perbatasan, atau terluar," kata dia.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan PT Elnet Media Karya menandatangani nota kesepahaman membangun TV Desa untuk 74 ribu desa di seluruh Indonesia.
Penandatanganan dilakukan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar dan Direktur Utama PT Elnet Media Karya, Adhi Joenanto di Gedung Kemendes PDTT, Jakarta, Senin (11/5).
Dalam sambutannya Marwan mengungkapkan, hingga saat ini hanya 40 persen warga negara Indonesia yang dapat menangkap siaran televisi nasional. Akibatnya, terjadi kesenjangan informasi antara masyarakat kota dengan desa di Indonesia.
"Terutama dalam menyerap informasi yang menyangkut program-program pemerintah pusat," kata Marwan dalam rilis yang diterima merdeka.com, Senin (11/5).
Dalam praktiknya, masyarakat desa, daerah tertinggal, dan perbatasan justru lebih banyak menyerap informasi yang datang dari negara tetangga. "TVRI sekalipun tidak sampai ke daerah perbatasan, atau terluar. Akibatnya masyarakat di sana lebih sering menyerap informasi dari negara tetangga, sehingga mudah sekali dihasut," ungkap Marwan ujarnya.
Kondisi tersebut menurut Marwan sangat memprihatinkan, sebab secara tidak langsung kesenjangan informasi ini dapat melunturkan rasa nasionalisme warga desa.
Untuk itu, Marwan menyambut baik program membangun Layar Desa yang digagas PT Elnet Media Karya di 74 ribu lebih desa di seluruh Indonesia. Bahkan, Marwan menilai Layar Desa dapat menjadi bagian tidak terpisahkan dalam sosialisasi mengenai Nawa Cita.
"Program ini sangat baik. Program layar desa, atau TV desa ini murni peran swasta, tidak menggunakan APBN. Kementerian desa akan jadi motor penggerak utama informasi di desa-desa," ujar Marwan.
Dalam kesempatan yang sama, Adhi mengungkapkan, kesenjangan informasi yang dialami masyarakat desa sering menimbulkan asimetris informasi antara warga desa dengan pembuat kebijakan.
"Bahkan asimetris informasi antara warga desa dan kota juga," ungkap Adhi.
Keterbatasan informasi itu yang kerap membuat peluang pemberdayaan ekonomi di desa menjadi terhambat. Adhi memaparkan, secara teknis layar desa ini akan dibangun di setiap balai desa di seluruh Indonesia. Setiap balai desa akan mendapatkan satu paket layar berukuran 3 x 4 meter, parabola, decoder, in focus, dan perangkat audio.
"Sengaja program ini dibangun di balai desa, agar menjadi ajang bagi warga desa untuk sering-sering berkumpul," imbuh Adhi.
Materi siaran desa akan dipancarkan melalui satelit (palapa) yang berisi tentang sosialisasi program pemerintah, tata cara pengelolaan sumber daya alam, pemeliharaan lingkungan, penyuluhan hukum, sampai informasi tentang peluang bisnis.
"Bahkan ada ajang pencarian bakat warga desa di bidang olahraga, seni, dan pendidikan. Termasuk menayangkan film-film nasional. Layar desa akan banyak manfaatnya untuk menggali potensi warga desa," pungkasnya.