Jaksa ditangkap KPK, Prasetyo diminta perketat pengawasan internal
Jaksa Agung didesak lakukan evaluasi karena banyaknya penangkapan KPK di lingkungan pengadilan.
Anggota Komisi III DPR Daeng Muhammad kecewa dengan tertangkapnya beberapa jaksa di bawah asuhan Jaksa Agung HM Prasetyo dalam OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia mencurigai ada ketidakjelasan pengawasan internal kejaksaan.
"Saya butuh lembaga hukum kita membangun kepercayaan masyarakat. Saya butuh ada konstruksi yang jelas yang di bangun di internal kejaksaan. Ini menjadi suatu peristiwa yang membuat jaksa agung yang lebih memperhatikan pengawasan dan pembinaan di internal," ujar Daeng dalam Rapat Kerja (Raker) komisi III DPR dengan Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/4).
Politikus PAN ini menegaskan, melontarkan kritik terkait hal itu merupakan bentuk pengawasan anggota dewan yang diatur konstitusi. Dia berharap, ada mekanisme pembinaan dan pengawasan internal yang diperkuat.
"Apakah pernah dilakukan audit dari eksternal dengan ini. Ini berkaitan dengan persoalan yang ada di internal jaksa agung bukan hanya OTT yang kemarin booming," tuturnya.
Menurut Daeng, seharusnya Kejagung menjadi lembaga penegak hukum yang lebih baik dari KPK yang bersifat ad hoc. "Okelah kita punya persoalan masa lalu, tidak sempurna, harapan saya Kejagung bisa percepat perbaikan internal. Apalagi 10 hari kemarin terjadi persoalan hukum di internal kejaksaan tinggi," pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, KPK melakukan OTT terhadap jaksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Devyanti Rochaeni. Selain itu KPK cuga mencokok Jaksa yang baru pindah ke Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Fahri Nurmallo dalam kasus suap BPJS Kesehatan di PN Subang.
Kemarin (20/4), KPK juga melakukan tangkap tangan terhadap panitera sekretaris PN Jakarta Pusat, Edy. Hari ini, Kamis (21/4), KPK menggeledah ruang Sekjen MA Nur Hadi. Belum diketahui, kasus apa yang menjerat Edy dan Nurhadi kali ini.
Baca juga:
KPK sita Rp 50 juta dalam OTT Panitera sekretaris PN Jakarta Pusat
Geledah ruang Sekjen MA dari pagi, petugas KPK bawa sejumlah dokumen
KPK juga geledah rumah Sekjen MA di dekat Senayan City
KPK geledah ruang Sekjen Mahkamah Agung
Polemik uang sitaan dari Kejati Jabar, KPK tegaskan itu uang suap
Kajati DKI dan anak buah bungkam usai diperiksa KPK
2 Anak buah ditangkap, Jaksa Agung ungkap susahnya hidup jaksa Devy
-
Kenapa DPR mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung? Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah.
-
Bagaimana cara DPR mendukung kinerja Kejagung? Lebih lanjut, selaku mitra kerja yang terus memantau dan mendukung Kejagung, Sahroni menyebut Komisi III mengapresiasi setiap peran insan Adhyaksa.
-
Apa saja kasus korupsi yang berhasil diungkap Kejaksaan Agung yang mendapat apresiasi dari DPR? Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah.
-
Siapa yang mengapresiasi langkah Jaksa Agung? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Jaksa Agung yang tidak memberikan toleransi terhadap jaksa yang diduga terlibat korupsi.
-
Di mana pelantikan anggota DPRD Jateng berlangsung? Ayah dan anak secara bersamaan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah periode 2024-2029 terpilih yang dilantik pada rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Semarang, Selasa.
-
Apa yang dikembalikan Achsanul Qosasi ke Kejagung? “Telah berhasil mengupayakan penyerahan kembali sejumlah uang sebesar USD 619.000 dari tersangka AQ, sehingga total penyerahan uang tersebut senilai USD 2.640.000 atau setara dengan Rp40 miliar,” tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).