Jambi siapkan skenario evakuasi warga terkena asap
Kita bersungguh-sungguh, jangan sampai ada masyarakat yang terkena penyakit karena asap.
Pemerintah Provinsi Jambi tengah menyiapkan skenario evakuasi warga di daerah itu yang terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Langkah evakuasi ini diambil sesuai hasil rapat bersama Presiden, Menteri terkait dan Kepala Daerah provinsi yang terdampak asap.
"Dari rapat itu yang mendesak adalah penanganan warga yang terdampak asap. Evakuasi warga dilakukan apabila sangat diperlukan supaya perlindungan kepada masyarakat betul-betul bisa kita maksimalkan," kata Irman Penjabat Gubernur Jambi Irman di Jambi, Jumat (23/10).
"Kita benar-benar bersungguh-sungguh, jangan sampai ada masyarakat yang terkena penyakit karena asap, jadi kita segera siapkan langkah evakuasi, Selasa depan keputusan resminya," sambungnya.
Ia menerangkan, langkah-langkah penyelamatan warga dari asap akan disusun Dansatgas Karhutla Jambi yakni Danrem dan Kapolda Jambi. Skenarionya yakni, menyiapkan ruangan khusus dengan udara bersih dan mengarahkan warga untuk berdiam sementara waktu.
"Pak Danrem bersama Kapolda beserta jajaran akan menyiapkan tempat penampungan evakuasi. Di antaranya yang statis itu rumah singgah, puskesmas dan posko serta ditambah pelayanan mobile. Jika saat itu kondisi ISPU berbahaya maka warga diarahkan ke tempat yang disediakan," katanya menjelaskan.
Evakuasi, kata Irman, dikhususkan bagi warga yang rentan terdampak asap, seperti bayi, Balita, Lansia dan ibu hamil. Segala macam keperluan obat-obatan termasuk ruangan bermain anak-anak pun di tempat evakuasi disediakan.
Ketika disinggung terkait evakuasi ke luar kabupaten atau luar wilayah Jambi, Irman mengatakan, rencana itu sebenarnya juga dibahas, namun kadar ISPU yang berflutuaktif tidak bisa menjamin ISPU di suatu daerah yang dituju rendah dari ISPU tempat warga tinggal.
"ISPU itu dikatakan berbahaya jika di atas 300, tapi ISPU itu kita melihatnya per 24 jam. Selain menyiapkan ruangan khusus kita juga ada program layanan mobile. Di mana semua mobil ambulance kesehatan berkeliling di suatu daerah yang ditentukan," ujarnya.
Irman menjelaskan, evakuasi warga terdampak asap ada dua kategori yakni evakuasi ringan dan berat. Evakuasi ringan yakni dengan memanfaatkan layanan kesehatan mobile. Sedangkan evakuasi berat atau kondisi udara sangat membahayakan yakni warga dilarikan ke ruangan khusus yang lengkapi AC dan oksigen.
Sementara itu, Danrem 042/Garuda Putih, Kol (Inf) Makmur mengatakan, langkah awal evakuasi yakni menyiapkan satu ruangan, di mana di ruangan itu sudah disiapkan AC, pembersih udara, exsos, dan oksigen.
"Ruangan itu tempat khusus untuk warga yang rentan oleh asap, seperti bayi, Balita, ibu hamil dan Lansia. Nanti di setiap satu desa disiapkan satu ruangan, bisa juga ruangan khusus kita bangun baru. Nah rencana ini yang akan kita bicarakan dengan wali kota dan bupati. Jadi kita minta mereka menyiapkan sarana itu," kata Makmur.
Jika di suatu desa udara sudah berbahaya, warga yang rentan bisa masuk dulu ke ruangan khusus selama 2-3 jam untuk menghirup udara segar. Jika kondisi baik maka warga yang rentan diizinkan keluar kembali. Langkah itu, kata Danrem, merupakan upaya preventif.
Selain itu, lanjutnya, ada tindakan penanganan mobile, di mana semua ambulance digerakkan ke desa-desa. Dan warga yang terdampak asap langsung ditangani.
"Jadi ambulance kita minta bergerak, harus terus berputar khususnya di daerah yang paling berdampak, seperti Kecamatan Kumpeh. Jika ada yang sakit petugas mobile langsung menangani," jelasnya.
Tidak hanya itu, jika warga terdampak asap sudah skala besar maka perlu evakuasi keluar dari daerah itu. Namun Makmur berharap tidak ada dampak asap dengan skala besar, tapi langkah-langkah evakuasi tetap dipersiapkan.
"Tapi mudah-mudahan tidak terjadi evakuasi, tapi memang kita sudah harus menyiapkan. Dan masyarakat harus tahu bahwa ini upaya dan tindakan yang dilakukan pemerintah dalam menangani warga terdampak asap," kata Makmur.
"Tidak menutup kemungkinan kita akan mengevakuasi warga ke luar daerah. Bahkan bisa saja kita akan datangkan kapal perang untuk evakuasi warga yang memang membutuhkan udara sehat. Sekarang kita tidak lagi memperhitungkan biaya, ini untuk masyarakat," katanya menambahkan.