Janji nikahi, wanita-wanita ini malah dijadikan 'sapi perah'
Sebelum pernikahan berlangsung, sudah seharusnya para lajang memilih pasangan yang tepat.
Pernikahan merupakan suatu yang didambakan setiap orang yang masih lajang. Hal itu dilakukan agar menjalani hidup terasa lengkap dengan kehadiran pasangan. Sebelum pernikahan berlangsung, sudah seharusnya para lajang memilih pasangan yang tepat.
Artinya mereka yakin seseorang yang dipilihnya sudah kenal bibit, bebet bobotnya dan juga bisa membawa kebahagiaan dalam rumah tangganya kelak. Jangan sampai salah pilih pasangan hidup yang malah akan membuat petaka.
Seperti beberapa wanita di daerah-daerah ini, dengan bangga dan bahagianya mereka dijanjikan akan dinikahi oleh para anggota polisi dan TNI namun pada akhirnya gagal.
Bahkan yang lebih miris bukan hanya tak jadi menikah, mereka justru ditipu dan diperas habis-habisan sehingga rugi puluhan hingga ratusan juta. Itu lantaran mereka belum mengenal jauh yang ternyata malah tertipu.
Berikut cerita para wanita yang dijanjikan nikah oleh para anggota polisi dan TNI malah tertipu ratusan juta:
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Bagaimana polisi melacak keberadaan Pegi Setiawan? Polisi menangkap PS (Pegi Setiawan) saat pulang bekerja sebagai kuli bangunan di kawasan Jl Kopo, Kota Bandung. Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong,” kata dia, Rabu (22/5) malam. “(Pegi selalu) berpindah tempat, di antaranya Cirebon dan Bandung,” Jules melanjutkan.
-
Siapa yang ditangkap oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan? Iya benar, Pelaku pembunuh Fonda sudah ditangkap. Pelaku tertangkap di daerah Binjai dan kedua kakinya ditembak karena sempat melawan petugas,"
Dijanjikan dinikahi polisi, janda diperas Rp 116,7 juta
Dijanjikan akan dinikahi anggota polisi, janda bernama Nurhayati (45), warga Kompleks Kelapa Indah, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang, justru harus menerima kekecewaan. Sebab wanita pengusaha itu jadi korban penipuan dan pemerasan, hingga uang sebanyak Rp 116,7 juta raib.
Atas kejadian itu, korban melapor ke polisi. Dia berharap, pelaku diciduk dan uang tersebut kembali utuh kepadanya.
Kepada petugas, Nurhayati mengaku awal kejadiannya saat dia berkenalan dengan pelaku melalui jejaring sosial Facebook Mei 2015 silam. Di FB tersebut, pelaku yang identitasnya dirahasiakan, mengaku anggota polisi yang bertugas di Polda Bengkulu dan berstatus bujangan. Lama menjalin komunikasi melalui FB, keduanya menjalin hubungan asmara. Puncaknya, mereka sepakat untuk menikah dalam waktu dekat.
"Saya senang karena dia itu polisi, masih bujang lagi. Dia tugas di Bengkulu," ungkap Nurhayati saat melapor ke SPKT Polda Sumsel, Selasa (14/7).
Namun sebelum memutuskan jadwal pernikahan, pelaku meminta kepada korban untuk mengirimkan sejumlah uang untuk biaya berobat dan mutasi dinas ke Polda Sumsel.
Merasa percaya, korban mengirim uang yang diminta sebanyak Rp 116,7 juta, pada Selasa (7/7). Uang itu ditransfer 50 kali ke tujuh nomor rekening yang diberikan pelaku.
Begitu uang ditransfer, pelaku kemudian menghilang. Di FB tidak lagi membuat status dan nomor handphone-nya juga tidak aktif.
"Saya kirim itu biar dia cepat kerja di Palembang, habis itu nikah. Tapi, saya malah ditipu," kata dia.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova mengungkapkan, pihaknya sedang menyelidiki status pelapor. Apakah memang anggota polisi atau bukan. Sebab, bisa saja pelaku menyamar untuk mengelabui korbannya.
"Kasusnya masih lidik. Laporannya kita terima dan akan kita koordinasikan satuan yang diduga tempat pelaku berdinas," pungkasnya.
Modus janji dinikahi, pecatan TNI AL peras wanita Rp 33 juta
Berhati-hatilah dengan orang yang baru saja Anda kenal. Bisa jadi dia berniat buruk. Seperti yang dialami Elis (34). Wanita di Bandung ini diduga diperas pecatan TNI AL bernama Galih Bagus alias Gandring (38) hingga Rp 33 juta. Modus yang dilakukan Gandring yakni dengan meminta uang ke korban dengan janji akan dinikahi.
"Pelaku ini ditangkap di Terminal Cicaheum Bandung beberapa waktu lalu," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib kepada wartawan, Kamis (11/6).
Kejadian berawal ketika dua insan tersebut berkenalan di situs perjodohan online www.jodoh.com pada Desember 2014. Keduanya lantas sepakat bertemu di suatu tempat di Bandung.
Gandring memperkenalkan diri sebagai anggota TNI AL aktif dengan pangkat sersan mayor. Gandring ini berasal dari Pati Jawa Tengah. Adapun korban merupakan warga Kecamatan Coblong Kota Bandung.
"KTA pun diperlihatkan kepada korban ini, berikut foto keanggotaan yang berseragam lengkap," cerita Ngajib
Gandring kemudian menjanjikan akan menikahi korban. Hanya saja dalam perjalanan, Gandring kerap meminta uang ke korban dengan berbagai alasan.
"Awalnya korban diminta pelaku ini empat juta untuk kepentingan kantor, kemudian sempat ketika balik ke daerahnya bilang ke korban kecelakaan dan minta transfer lagi," katanya.
"Hingga akhirnya korban mengalami kerugian Rp 33 juta," ungkapnya.
Korban ternyata tidak tinggal diam begitu saja. Korban merasa curiga setelah beberapa kali mengirim uang, namun tak kunjung dinikahi.
"Setelah sampai di Bandung, tepatnya sampai di Terminal Cicaheum, korban yang sudah bekerja sama dengan Kepolisian, menciduk pelaku ini tidak lama setelah pelaku sampai di Bandung," katanya.
Dalam penyidikan kepolisian, Gandring mengaku sudah memiliki anak serta istri. Pelaku pun sudah diberhentikan dari kesatuan TNI AL sejak 2010 lalu, dengan pangkat terakhir prajurit satu bukan sersan mayor.
Beberapa barang bukti diamankan Kepolisian di antaranya satu KTA prajurit TNI berpangkat Serma, satu KTP atas nama pelaku, satu lembar foto berpakaian tentara, dua berkas print out rekening koran Bank BCA dan BRI kedua rekening tersebut atas nama korban.
Atas perbuatannya, Gandring kini harus mendekam di sel tahanan Polrestabes Bandung. Gandring di jerat pasal 378 KUHP, dengan ancaman pidana maksimal empat tahun penjara.
Terlena mau dinikahi, wanita Riau malah ditipu polisi gadungan
Herma (25) seorang wanita yang tinggal di Jalan Merpati Sakti, kecamatan Tampan Pekanbaru mengaku menjadi korban penipuan seorang pria sebagai anggota Polisi. Akibatnya, Herma mengalami kerugian Rp 6 juta.
Informasi dirangkum, peristiwa yang menimpa Herma (korban) itu terjadi, Rabu (12 Maret 2014 lalu. Ketika itu korban dihubungi oleh seorang pria dengan nomor 082382393574, dan mengaku bernama Andi Mardana anggota Polisi berpangkat Briptu tugas di Denpasar, Bali.
Terperdaya dengan ucapan sang polisi gadungan tersebut, Herma pun jatuh hati dan menjalin hubungan berstatus pacaran.
Untuk memuluskan aksi penipuannya itu, Andi sang polisi palsu itu menjanjikan akan menikahi Herma. Herma pun terkesan dengan bujuk rayunya. Mengetahui korban masuk perangkap, Andi langsung meminjam uang kepada Herma dengan alasan untuk biaya pindah tugasnya ke Polda Riau.
Dengan rasa cinta dan percaya, tanpa pikir panjang Herma pun pergi ke Bank BRI cabang Panam Pekanbaru kemudian mentransfer uang Rp 6 juta ke rekening Andi.
Setelah akhir bulan dan sesuai tanggal yang dijanjikan Andi untuk datang ke Riau, Herma pergi ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menunggu kedatangan orang yang disayangnya itu.
Namun setelah ditunggu-tunggu ternyata Andi tak kunjung datang, ketika dihubungi nomor ponselnya tidak aktif lagi. Merasa tertipu, Minggu (30/3) korban melapor ke kantor polisi.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo SIK saat dikonfirmasi, Rabu (2/4) membenarkan ada laporan penipuan itu masuk kepihaknya secara tertulis dari jajaran Polresta Pekanbaru.
"Laporan itu saat ini masih dalam penyelidikan pihak Reskrim Polresta Pekanbaru dan penyidik juga melacak kebenarannya apakah pelaku memang anggota polisi atau tidak," kata Guntur.