Jawa Tengah darurat HIV/AIDS, tercatat 20.000 pelajar terjangkit
Penularan HIV/AIDS tertinggi pada kaum heteroseksual mencapai 85,57 persen. Kemudian disusul penularan akibat penggunaan jarum suntik 5,17 persen, perinatal 5,23 persen, homoseksual 4,69 persen, sisanya akibat transfusi darah 0,13 persen.
Perkembangan zaman dewasa ini sudah semakin maju. Masyarakat disuguhkan oleh teknologi yang kian canggih dan masif.
Dampaknya, pergaulan anak muda menjadi agak kebarat-baratan. Parahnya, sampai menerobos norma budaya ketimuran yang selalu dijaga para pendahulu.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Apa itu HIV? Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) pada sistem kekebalan tubuh.
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Siapa yang berjuang untuk sembuh dari penyakit HIV/AIDS? Hari AIDS Sedunia juga untuk berempati dan peduli kepada pengidap HIV/AIDS, sebab banyak orang yang sedang berjuang sembuh dari penyakit mematikan ini.
-
Mengapa AIDS dianggap berbahaya? HIV AIDS adalah penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang. Hal ini karena penyakit tersebut berbahaya dan tingkat kesembuhannya yang rendah.
Seks bebas salah satunya. Fenomena tersebut tak lagi menjadi hal yang tabu bagi anak muda zaman now. Kebiasaan itu praktis membuat penyebaran virus HIV/AIDS semakin menjadi.
Fakta mencengangkan diungkap Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah. Sebanyak 20.000 pelajar SMP hingga SMA di Jawa Tengah terjangkit HIV/AIDS. Data tersebut mulai tahun 1993 sampai 2017.
"Berdasarkan data yang kami himpun dari KPA, selama ini ada 20.000 pelajar baik SMP maupun SMA yang terpapar HIV/AIDS. Maka dari itu, untuk 2018 nanti kita akan menggalakkan pemeriksaan kesehatan di semua sekolah," jelas Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah Brigjen Tri Agus Heru Prasetyo dalam lokakarya bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah di Gedung BNNP Jateng, Rabu (6/12).
Tri Agus mengatakan, penularan HIV/AIDS tertinggi pada kaum heteroseksual mencapai 85,57 persen. Kemudian disusul penularan akibat penggunaan jarum suntik 5,17 persen, perinatal 5,23 persen, homoseksual 4,69 persen, sisanya akibat transfusi darah 0,13 persen.
"Angka ini tentu cukup mengagetkan. Apalagi, penggunaan jarum suntik untuk mengonsumsi napza semakin marak digunakan di kalangan pelajar sekolah, jumlahnya meningkat setiap tahunnya," imbuhnya. Penggunaan jarum suntik untuk konsumsi narkoba cepat menularkan virus HIV/AIDS.
Sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Semarang mengungkap dalam 14 tahun terakhir, sebanyak 1.490 orang meninggal dunia akibat HIV/AIDS.
Dari jumlah tersebut, 10.497 orang mengidap AIDS, sementara sisanya mengidap HIV. Asisten Pengelola Program KPA Jateng, Gardea Tyas Wardani, menyebutkan jumlah pengidap HIV/AIDS di Jateng itu masih jauh dari perkiraan KPA pusat.
"Kalau estimasi dari KPA pusat pada 2012 lalu ada sekitar 47.514 pengidap HIV/AIDS di Jateng. Sekarang baru 18.913 orang yang ditemukan, berarti baru sekitar 37,1 persen," kata Gardea, Selasa (5/12).
Di Jawa Tengah, penyebaran HIV paling banyak di wilayah Brebes, kemudian Kota Semarang. Sedangkan, AIDS paling banyak ditemukan di wilayah Kebumen dan Sragen.
Ironinya, tak sedikit pengidap HIV/AIDS tidak sadar jika mereka sudah tertular.
"Saat ini banyak para pengidap HIV/AIDS yang tidak tahu jika mereka terjangkit. Banyak yang masih malu untuk melakukan pemeriksaan maupun cek kesehatan. Harapan kami sih bisa menemukan lebih banyak pengidap HIV/AIDS. Kalau bisa menemukan lebih banyak, tentu lebih mudah dalam menangani," ujar Gardea.
Baca juga:
Seks bebas menjalar, 20 ribu pelajar di Jateng terjangkit HIV/AIDS
Di Jateng, penderita HIV paling banyak diderita warga Brebes
Minim pengetahuan, ibu rumah tangga rentan tertular HIV/AIDS
Tak kantongi izin, pemilihan duta HIV/AIDS waria dibubarkan polisi
Sopir pelabuhan rentan tertular virus HIV/AIDS