Jejak cinta Soekarno dan Inggit di Jl Ciateul Bandung
Di rumah ini Inggit dan Soekarno memadu kasih. Di sini pula Soekarno mulai memantapkan perjuangan melawan kolonial.
Rumah dengan gaya tempo doeloe di Jl Ciateul, Bandung itu masih terlihat asri. Di rumah inilah Soekarno dan Inggit Garnasih memadu kasih saat pertama berumah tangga tahun 1923. Rumah bercat putih ini kaya akan sejarah.
Merdeka.com mengunjungi rumah Inggit Garnasih pada Kamis (14/2) kemarin. Tak sulit menemukan rumah Inggit. Letaknya tak begitu jauh dari terminal Kebon Kalapa, sedikit masuk dalam jalan kecil.
Juru Kunci Rumah Inggit garnasih, Jajang Ruchiyat, menerima merdeka.com. Dia menjelaskan rumah ini tak banyak berubah semenjak dulu. Renovasi dilakukan tanpa mengubah bentuk asli.
"Hanya dulu ini rumah panggung, kalau sekarang dipermanenkan," kata Jajang.
Rumah dibagi ke dalam enam ruangan, yakni ruang duduk, ruang tamu, ruang belajar, ruang tengah, dan kamar. Ada juga ruang tempat pembuatan bedak, ruang serba guna serta dapur terpisah di belakang rumah. Setelah cerai dari Soekarno tahun 1943, Inggit menghidupi dirinya dengan berjualan bedak.
Di dalam rumah bersejarah tersebut dipajang foto-foto semasa hidup, surat nikah istri kedua Soekarno ini.
Di rumah ini pulalah para pelopor kemerdekaan dulu sering berkumpul dan berdiskusi menyatukan cita untuk persiapan kemerdekaan Indonesia. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1927 yang bertujuan meraih kemerdekaan sepenuhnya bagi Bangsa Indonesia.
Di tempat ini pula Soekarno semakin mengasah keahliannya berorasi. Pidato-pidatonya di depan massa semakin berapi-api dan kian terang- terangan membangunkan kesadaran rakyat untuk menggulingkan kekuasaan kolonial lalu memerdekakan diri.
Karena dianggap berbahaya, Soekarno dibui di Penjara Banceuy. Akhirnya Soekarno pun dibuang ke Flores dan Bengkulu. Inggit setia menemani. Di Bengkulu lah Soekarno jatuh cinta pada Fatmawati, yang akhirnya membuat Inggit dan Soekarno bercerai.
Inggit kembali ke rumahnya. Perjalanan hidup Inggit dilakukan seorang diri dengan membuat bedak dan jamu. Inggit yang usianya terus bertambah selalu dijadikan panutan bagi teman-temannya.
Inggit wafat, di usianya ke 96. Rumah bersejarah itupun sempat diwariskan ke putrinya Ratna Juami pada 1995. Pada Bulan Desember 2010, Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, resmi menjadi Bangunan Cagar Budaya setelah diserahkan oleh keluarga untuk dipelihara sebagai aset negara di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
"Sekarang pengelolaan dilakukan Disparbud Jabar," katanya kepada merdeka.com. Rumah seluas 270 m2 tersebut katanya sudah bisa dibuka untuk umum.
"Ya lumayan, meski sebenarnya orang banyak tidak mengetahui banyak tempat ini adalah tempat bersejarah," ujarnya.
"Dalam sebulan paling sedikit 30 orang, tapi kalau ramai bisa mencapai 200 orang setiap bulannya," ucapnya seraya menambahkan bangunan cagar budaya ini gratis untuk dikunjungi.
-
Siapa yang melahirkan dan membesarkan Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai. Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghormati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Di mana rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu berada? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Apa saja yang disimpan di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Bagaimana bentuk dan ukuran rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Rumah ini memiliki luas bangunan 162 meter persegi dengan bangunan 9 x 18 meter. Bentuknya persegi panjang, tidak berkaki serta memiliki halaman yang cukup luas.
-
Kapan Bung Karno merenovasi Masjid Jamik? Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dari catatan sejarah yang ada, di balik keberadaan Masjid Jamik rupanya ada peran Bung Karno semasa pengasingan di Bengkulu pada 1938 sampai 1942.
-
Bagaimana cara Bung Karno menghabiskan waktu di Istana Gebang? Di Rumah Gebang, Bung Karno muda menghabiskan waktu libur sekolah dan berdiskusi secara informal tentang kemerdekaan Indonesia dengan sahabat, keluarga dan pekerja rumah tangga di sana.
Baca juga:
Cerita cinta Soekarno dan 9 istrinya
Inggit Garnasih, wanita yang menaklukkan hati Soekarno muda
Perselingkuhan Soekarno-Inggit di rumah kos Bandung
Inggit Garnasih, wanita setia pendamping Soekarno saat susah
Inggit, istri kedua Soekarno yang jadi rebutan pria Bandung
Surat cerai Soekarno untuk Inggit
Soekarno minta maaf sakiti hati Inggit