Jelang musim hujan, rehabilitasi situ di Bogor dikebut
Namun rehabilitasi dan perbaikan dinilai masih kurang optimal untuk mengatasi banjir ibu kota.
Memasuki musim penghujan, sejumlah proyek penanggulangan banjir DKI Jakarta di kawasan hulu Sungai Ciliwung, tepatnya di wilayah administratif Kabupaten Bogor terus dikebut, sejak Agustus. Meski demikian Pemkab Bogor menyatakan proyek yang sebagian besar hanya rehabilitasi dan perbaikan dinilai masih kurang optimal untuk mengatasi banjir ibu kota.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah, beberapa kegiatan yang saat ini tengah berlangsung dalam mengatasi bencana banjir DKI Jakarta di antaranya optimalisasi bendungan Jogjogan di kawasan Puncak dan penyatuan Situ Kabantenan dengan Situ Cikaret di Cibinong, Kabupaten Bogor.
"Kita fokus pada kegiatan rehabilitasi Bendungan Jogjogan dan optimalisasi dua situ di Cibinong saja. Kita sengaja menyatukan Situ Kabantenan dengan Situ Cikaret, karena lokasinya cukup berdekatan. Diharapkan dapat meningkatkan daya tampung air guna menghindari banjir Jakarta," katanya kemarin.
Alasan fokus perbaikan situ di ibu kota Kabupaten Bogor itu, selain untuk ikut serta dalam meminimalisir terjadinya banjir Jakara, juga memiliki nilai jual yang cukup potensial untuk dijadikan objek wisata. "Rencananya hasil dari penyatuan dua situ itu akan dipromosikan menjadi salah satu objek wisata. Sebab, lokasinya sangat strategis letaknya persis di tengah pusat Pemkab Bogor," tandasnya.
Namun pihaknya mengaku tidak bisa berkontribusi banyak dalam mengatasi bencana banjir yang biasanya terjadi saat musim hujan, dikarenakan jumlah situ di Kabupaten Bogor cukup banyak dan membutuhkan anggaran besar. "Jumlah setu yang rusak ada 59, sedangkan yang tahun ini yang sedang dalam proses perbaikan baru lima," jelasnya.
Di tempat terpisah, Bupati Bogor Nurhayanti memaparkan rehabilitasi situ memang terkendala anggaran, sehingga proses perbaikannya dilakukan bertahap. "Sebetulnya, target kita 23 situ yang diperbaiki. Tapi yang sudah dan sedang direhabilitasi itu baru lima. Itu pun menggunakan dana talangan, karena janji DKI Jakarta untuk memberikan bantuan, hingga saat ini belum cair," ungkapnya.
Pihaknya, berharap dana bantuan dari Pemprov DKI Jakarta segera cair. Sehingga proses perbaikan bisa berjalan lancar dan sesuai harapan. Jika hingga akhir tahun belum juga cair, maka proses perbaikannya terancam molor tahun depan.
"Sebab sebagian lahan situ yang rusak itu sudah ditempati dan digarap bertahun-tahun oleh warga. Nah, ketika direlokasi dari kawasan situ, mereka menuntut uang ganti untung," katanya.
Sebelumnya, birokrat senior itu sempat meninjau sejumlah proyek bendungan Jogjogan, yang lokasinya persis berada di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Dikarenakan terkendala anggaran, pihaknya hanya menggelontorkan anggaran Rp 1,6 miliar untuk proyek tersebut.
"Saya sudah mengunjungi proyek perbaikan bendungan yang saat ini sedang dalam pengerjaan. Saya lihat proyek ini cukup baik untuk mengairi 45 hektar sawah dan kolam ikan tawar yang ada di kawasan Puncak," ujarnya.
Menurutnya, selain untuk menyuplai irigasi persawahan yang ada di dua Desa (Cisarua dan Cilember) di Kecamatan Cisarua, bendungan tersebut pengerjaan rehabilitasi Bendungan Jogjogan ini, juga sebagai bentuk upaya mengatasi banjir DKI Jakarta, di kawasan hulu sungai Ciliwung. "Karena sumber air bendungan tersebut merupakan aliran sungai Ciliwung yang disodet," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengairan wilayah Ciawi Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor, Eka Sukarna menjelaskan pelaksanaan proyek rehabilitasi bendungan, sudah berjalan dari mulai tanggal 4 Agustus sampai 12 Desember 2015. Adapun pelaksana proyek yang bersumber dana dari APBD Kabupaten Bogor.
"Rehabilitasi bendungan ini memang sangat besar manfaatnya untuk warga. Saya berharap akan ada proyek berkelanjutan setelah pembangunan bendungan sekarang, karena juga bermanfaat dalam meminimalisir banjir di kawasan Hilir sungai Ciliwung," paparnya.