Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang
Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyambut puncak Hari Raya Nyepi 2024 pada pekan depan.
- Melihat Pelaksanaan Upacara Adat Karo di Pasuruan, Cara Unik Warga Bersihkan Diri dan Lingkungan dengan Rapalan Doa
- Berseragam Lengkap Bintang Dua TNI Tangani Kebakaran Lahan, Berjibaku sama Prajurit Padamkan Api
- Menelusuri Makam Orang Kayo Hitam, Penyebar Agama Islam Termasyhur di Kota Jambi
- Pesan Hari Raya Nyepi dari Klungkung Bali
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang
Ribuan umat Hindu Tengger turun gunung mengikuti gelaran Upacara Melasti di pesisir Pantai Selatan Watu Pecak, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sekitar 3.000 umat Hindu Tengger memenuhi sepanjang bibir Pantai Watu Pecak untuk mengikuti ritual larung yang merupakan dari bagian Upacara Melasti.
Sebelumnya, Upacara Melasti diawali dengan sembahyang dan do’a bersama ribuan umat Hindu Tengger di area hutan vegetasi. Para umat Hindu Tengger ini juga membawa sesajen berupa hasil bumi dan ternak sebagai seserahan terhadap semesta.
Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
“Makna Melasti ini untuk pembersihan diri atau pembersihan ketidakbenaran baik dari pikiran, perkataan maupun perbuatan yang kurang baik,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang, Teguh Widodo, Senin (4/3/2024).
Teguh juga menyampaikan makna pembersihan diri ini juga berarti untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia selama ini.
Sehingga, mereka memanjatkan do’a dan melakukan ritual terhadap semesta agar kembali suci dengan berbenah diri.
Usai berdo’a bersama, kemudian mereka menggelar kirab sesajen hasil bumi sembari membawa peralatan sembahyang untuk disucikan di laut.
Kirab dilakukan berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer dari kawasan hutan menuju bibir pantai Watu Pecak.
Dalam iring-iringan tersebut gunungan dan singgahsana sebagai alat sembahyang dibawa ke tepian pantai untuk dibersihkan. Tradisi ini dilakukan dengan maksud menyucikan diri dan seluruh peralatan sembahyang atau Pratim.
“Terkait prosesi Pelarungan ini maknanya untuk disucikan, kita mengambil dari tirta suci (air laut) untuk mensucikan singgahsana. Kegiatan ini rutin kami lakukan satu tahun sekali,” ujarnya.
Teguh menyampaikan, setidaknya ada sekitar 3.000 umat Hindu Tengger yang mengikuti Upacara Melasti ini. Mereka merupakan masyarakat Hindu Tengger yang berada di wilayah lereng Gunung Semeru yang berasal dari Kabupaten Lumajang dan sebagian Kabupaten Probolinggo.