Jelang Pilwalkot Makassar, Dinas Dukcapil sebut 28 persen belum rekam e-KTP
Dari 72 persen yang telah melakukan perekaman data e-KTP itu, 65 persen diantaranya telah memiliki e-KTP. Jadi untuk menuntaskannya, saat ini masih dibutuhkan 15 ribuan blanko lagi guna mencetak e-KTP.
Kota Makassar juga akan menghelat Pemilihan Walikota atau Pilwalkot pada 2018 mendatang. Sementara hingga saat ini masih tersisa 28 persen dari 1,2 juta atau 344.693 jiwa belum melakukan perekaman e-KTP. padahal ini menjadi salah satu syarat memilih guna menghindari adanya data ganda.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Makassar, Nielma Palamba mengatakan, esensinya adalah ketunggalan data atau tidak ada data ganda. Sehingga meski belum menerima e-KTP asalkan telah melakukan perekaman data, berarti datanya di dinas sudah tercatat.
Dia menambahkan, bagi yang telah melakukan perekaman diberikan surat keterangan atau Suket. Suket inilah yang bisa digunakan untuk memilih atau berikan hak suara saat Pilwalkot tiba.
"Kami selalu mengimbau warga untuk segera melakukan perekaman. Dan sudah setahun ini kami lakukan pelayanan di tempat tiap Sabtu dan Minggu menyisir daerah-daerah terpencil. Kita bawa peralatan lengkap jadi warga bisa langsung difoto untuk perekaman," katanya, Senin (23/10).
Menurutnya, ada beberapa faktor mengapa masih banyak warga yang belum lakukan perekaman. Antara lain karena hampir setiap hari ada warga yang berusia 17 tahun, ada warga yang pindah atau masuk ke Kota Makassar.
Soal blanko e-KTP sendiri, kata Nielma, saat ini masih membutuhkan tambahan sekitar 15 ribuan blanko. Saat ini jumlah warga Makassar yang wajib KTP atau usia 17 tahun ke atas sebanyak 1,2 juta jiwa. 72 persen diantaranya telah melakukan perekaman, 28 persen lainnya belum melakukan perekaman.
Dari 72 persen yang telah melakukan perekaman data e-KTP itu, 65 persen diantaranya telah memiliki e-KTP. Jadi untuk menuntaskannya, saat ini masih dibutuhkan 15 ribuan blanko lagi guna mencetak e-KTP.
"Terlihat penumpukan warga yang mengurus KTP Elektrik hari ini karena kami memang baru menerima blanko dari pusat lantaran sempat terjadi kekosongan. Jadi warga yang datang itu adalah warga yang telah melakukan perekaman dan telah dijanji sesuai jadwal yang telah kita atur. Mereka itu adalah warga yang telah melakukan perekaman pada posisi tahun 2016 lalu hingga April 2017. Mereka datang untuk mengganti Suketnya dengan KTP Elektrik," tutup Nielma Palamba.