Jembatan Rp 312 miliar di Kepri ambruk, investigasi segera dimulai
Hingga kini, diduga jembatan ambruk lantaran faktor alam.
Jembatan I Dompak yang menghubungkan Pulau Dompak, pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dengan pusat perkotaan di Tanjungpinang ambruk, Sabtu (5/10).
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan tim ahli dari PT LAPI ITB, ada beberapa kesimpulan yang didapat. Musibah yang terjadi bukan merupakan unsur kesengajaan ataupun kelalaian dari pihak kontraktor.
"Investigasi selanjutnya akan dilakukan oleh tim forensik independen untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa ini. Untuk proses investigasi membutuhkan waktu 1-2 bulan," kata Wakil Direktur PT Wijaya Karya Budiarto di Tanjungpinang. Demikian tulis Antara.
Usai insiden ini, kontraktor PT Wijaya Karya minta renegosiasi kontrak berupa perpanjangan waktu perbaikan jembatan selama lima bulan, terhitung dari November 2015 agar tuntas dikerjakan.
Sedangkan pihak yang akan melakukan investigasi itu nanti bisa berasal dari Institut Teknologi Semarang (ITS), Universitas Indonesia (UI) maupun Universitas Gajah Mada (UGM) yang memang pakarnya dalam melakukan Forensik Engineering terhadap kasus-kasus seperti ini.
"Ambruk sebagian jembatan di titik P7 jembatan tersebut bukan merupakan tindakan yang disengaja oleh pihak kami," katanya.
Dalam perhitungan mereka, beban yang harus mereka tambah untuk menyelesaikan proyek jembatan ini sebesar Rp 20 miliar. Sementara progres pembangunan yang mengarah pada pusat perkotaan Tanjungpinang sudah dikerjakan 600 dari 900 meter.
"Hingga Desember mendatang, pekerjaan yang tersisa sekitar 70 meter lagi. Waktu 5 bulan adalah untuk menyelesaikan yang mengalami kerusakan," ucapnya.
Sementara itu, pakar konstruksi dari PT LAPI ITB Dodi Firmansyah mengatakan, pekerjaan pembangunan jembatan I ada 26 segmen. Dari jumlah tersebut, sampai sejauh ini yang bermasalah hanya pada segmen P7.
Menurut dia, konstruksi pondasi masih kuat. Kualitas ataupun material yang digunakan bahkan di atas standar dengan proses pengecoran dilakukan secara bertahap.
"Apakah disebabkan terkena hujan atau yang lainnya, kami belum dapat menyimpulkannya," jelasnya.
Untuk menguji ketahanan jembatan akan dilakukan commisioning atau loading beban yakni 120 persen. Sedangkan terkait kerusakan yang terjadi akan dilakukan pengangkatan.