Sempat Mangkrak, Embung Senilai Rp2,5 Miliar di Kebumen Ini Justru Terbengkalai dan Ciptakan Masalah Baru bagi Warga
Proyek bendungan itu sempat mangkrak diduga karena kontraktornya tidak dibayar.
Proyek bendungan itu sempat mangkrak diduga karena kontraktornya tidak dibayar.
Sempat Mangkrak, Embung Senilai Rp2,5 Miliar di Kebumen Ini Justru Terbengkalai dan Ciptakan Masalah Baru bagi Warga
Di Kebumen, ada sebuah embung yang kondisinya terbengkalai. Embung itu terletak di daerah perbukitan, tepatnya di Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kebumen.
Selintas tidak ada yang salah dengan pembangunan embung itu. Namun sejak dibangun pada tahun 2018 lalu, embung itu tidak bisa digunakan untuk kepentingan warga.
-
Apa yang terjadi di Kebumen? Di usia senjanya, Supardi (84), warga Kecamatan Rowokele, Kebumen, menghabiskan masa tuanya dengan rutin membersihkan pekarangan rumahnya. Dedaunan yang jatuh berserakan di halaman belakang, ia bakar hingga menjadi abu.Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Kenapa dibangun tambak udang modern di Kebumen? Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan bahwa pihaknya membangun tempat budi daya itu dengan pendekatan sesuai dengan Good Aquaculture Practices atau Cara Budidaya Udang yang baik.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
Perangkat desa setempat mengungkapkan, sebenarnya proses pembangunan embung tersebut sudah bermasalah sejak awal.
Pembangunan embung tersebut sempat mangkrak selama dua tahun. Namun pada akhirnya proyek itu rampung pada tahun 2021.
Bukannya disambut suka cita, pembangunan embung tersebut justru menimbulkan masalah baru, yaitu tanah longsor yang membahayakan warga.
“Waktu embung ini sudah jadi 100 persen, serang beberapa bulan hujan terus menerus. Akibatnya jebol dan banyak bagian yang longsor. Setelah perbaikan, hujan turun, jebol lagi,” kata Kepala Desa Giritirto, Sugito, mengutip YouTube Liputan6 pada Senin (22/1).
Sugito mengatakan, pembangunan embung tersebut sudah pernah ditinjau oleh para peneliti dari UGM. Mereka mengatakan kalau pembangunan embung tersebut perlu dikaji ulang.
Kondisi tersebut membuat warga Desa Giritirto kecewa. Padahal mereka sempat berharap bahwa pembangunan embung seluas 1 hektare itu bisa menjadi sumber air bagi perkebunan dan pertanian warga sekitar. Keberadaannya pun diharapkan menjadi cadangan air untuk konsumsi di musim kemarau.
Warga sekitar berharap pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Kebumen berkoordinasi untuk memperbaiki embung tersebut hingga bisa berfungsi sebagaimana seharusnya.
“Kami sangat kecewa. Kalau kondisinya seperti ini ya masyarakat berharap agar embung ini bisa diperbaiki lagi,” kata Maslam, salah seorang warga Desa Giritirto.
Dari data yang dikumpulkan perangkat Desa Giritirto, pembangunan embung tersebut sempat mangkrak karena kontraktor proyeknya tidak dibayar.
Pada tahun 2020, dialokasikan dana sebesar Rp2,5 miliar dari APBD untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Anggaran tersebut dilelang dan dimenangkan oleh kontraktor yang berbeda dengan nilai kontrak sebesar Rp2,42 miliar.