Jenderal bintang dua ini berpotensi menggantikan Budi Gunawan
Apa saja prestasi kepolisian para jenderal ini, berikut ulasannya.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terus mengumpulkan nama calon kapolri jika Komjen Budi Gunawan batal dilantik. Tak tanggung-tanggung nama-nama yang tengah dikumpulkan menyerempet jenderal-jenderal bintang dua.
"Kita coba menginventaris dulu, kita masukkan juga bintang dua yang memiliki prestasi. Jika bintang dua ada kesempatan job bintang tiga baru maka ada kesempatan itu (jadi calon Kapolri)," ujar Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrahman saat dihubungi merdeka.com, Selasa (3/2).
Hamidah pun menyebut nama-nama jenderal bintang dua tersebut. Para jenderal itu dicatat Kompolnas sebagai jenderal berprestasi dan penguasa wilayah penting di Indonesia.
"Kemarin kami menyebut Pak Tito (Asrena Polri), Pak Anas Yusuf (Kapolda Jatim), Pak Iriawan (Kapolda Jabar) dan Pak Unggung (Kapolda Metro)," sambung Hamidah lagi.
Lalu apa saja prestasi kepolisian para jenderal ini, berikut adalah ulasan lengkap mengenai empat jenderal tersebut.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa tiga anggota Polri ini mendapatkan penghargaan Bintang Bhayangkara Nararya? Sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa melampaui panggilan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian, atau tidak pernah cacat selama bertugas di kepolisian,"
-
Siapa yang ikut bernyanyi bersama Kapolri? Kapolri pun mengambil posisi sebagai vokalis bersama Armand Maulana, sedangkan Panglima TNI mengambil gitar untuk mengiringi.
-
Kapan Presiden Jokowi menganugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada ketiga anggota Polri? Presiden Joko Widodo hadir dalam Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 Tahun 2024 di Pelataran Merdeka Monumen Nasional Jakarta, Senin (01/07).Di kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan atau menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya.
-
Kapan Kidung dan Gading dinyatakan lolos menjadi Polwan? Melansir dari akun Instagram polisi_indonesia, Kamis (11/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kapan Prabowo Subianto menghadiri Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
Irjen Pol Tito Karnavian
Irjen Pol Tito Karnavian adalah mantan Kepala Densus 88 yang menempati beberapa pos strategis di Polri seperti Deputi Penindakan dan Peningkatan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Kapolda Papua sampai menempati jabatan baru sebagai Asrena (Asisten Perencanaan) Polri.
Tito Karnavian adalah salah satu perwira polisi yang menonjol dalam penanganan terorisme. Dia bersama Kalakhar BNN Komjen Gories Mere dikenal dalam aksinya membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moh Top.
Karier Tito Karnavian melesat ketika naik pangkat menjadi brigjen dan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Brigjen Saud Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.
Lulusan Akpol tahun 1987 ini juga menyelesaikan pendidikan di University of Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih S-1 dalam bidang Police Studies.
Beberapa prestasi Tito yang dikenang adalah pada tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin Kartasasmita. Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Prestasi lain Tito dalam penanganan terorisme adalah bersama timnya di Densus 88 menggerebek tempat persembunyian Dr Azhari, gembong teroris asal Malaysia di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Irjen Unggung Cahyono
Sosok Irjen Pol Unggung Cahyono sebelumnya mungkin belum terlalu dikenal masyarakat, karena jabatan Kapolda Metro Jaya baru diembannya awal September lalu. Namun ketika dia memerintahkan dan turun langsung untuk mengepung markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat kemarin, namanya ramai diperbincangkan.
Unggung yang merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1985 tersebut dengan berani turun langsung mengepung markas FPI untuk mencari dalang tindakan anarkis ormas Islam itu di depan gedung Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta, kemarin sore. Dalam aksi beringas itu, FPI menuntut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) turun dari jabatannya.
Pada awal masa menjabat Kapolda Metro Jaya, Unggung memang berjanji akan memberantas premanisme dan judi dari ibu kota. Selain itu, Unggung juga mengaku lebih suka melakukan pendekatan secara humanis dalam menangani sebuah kasus, meski dia bekas Kepala Brigadir Mobil (Brimob) Polri.
Irjen Mochammad Iriawan
Irjen Mochammad Iriawan mendapat promosi dengan pangkat inspektur jenderal setelah ditunjuk menjadi Kapolda Jawa Barat menggantikan Irjen Suhardi Alius.
Menyebut nama Iriawan tentu identik dengan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, yang menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Kala itu, tahun 2008, Iriawan menjadi Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, dengan pangkat komisaris besar.
Rekan seangkatan Iwan Bule biasa Iriawan disapa, Kombes Wiliardi Wizar menyebut dirinya dipaksa dan diintimidasi dalam menyusun BAP. Wiliardi mengatakan penahanan Antasari dikondisikan oleh petinggi Polri. Dia menyebut nama Wakabreskrim Irjen Pol Hadiatmoko dan Brigjen Pol Iriawan Dahlan.
Lalu di mana peran Iwan Bule? Wiliardi mengungkapkan saat diperiksa penyidik, selain ada istri dan adik iparnya, Iriawan juga hadir di ruang pemeriksaan. Iriawan sempat meminta ke istri Wiliardi, agar suaminya bicara sesuai dengan skenario.
"Dirkrimun bilang ke istri saya, kamu bilang saja ke suami kamu, semuanya akan dibantu. Jam setengah satu saya diperiksa, dan disuruh buat keterangan agar bisa menjerat Antasari. Jaminannya saya bisa pulang. Ini saya ngomong benar, demi Allah," kata Wiliardi di persidangan 2009 lalu.
Iriawan sendiri sudah membantah jika dirinya menekan dan merekayasa kasus Antasari pada saat proses pemeriksaan Wiliardi. Menurut jebolan Akpol 1984 itu, hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena penyidiknya berpangkat kompol dan AKP.
Jejak mantan Wakil Direktur Keamanan Trans Nasional Bareskrim Mabes Polri itu juga ada di kasus Gayus Tambunan. Bersama dengan Wamenkum HAM Denny Indrayana, Iriawan berhasil membawa pulang Gayus dari Singapura ke Tanah Air.
"Jemput Gayus Tambunan, menemukan dia di Singapura, di mana posisinya ada Sentosa Island, bergerak ke Orchard Road. Sebelumnya paspor Gayus sudah kita bekukan," kata Iriawan beberapa waktu lalu.
Pengejaran ini, kata Iriawan, dilakukan secara matang karena Indonesia tak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Singapura. "Mendahului tiga hari. Sebelumnya kita ikuti, cukup adu strategi. Paspornya sudah kita bekukan," tandas pria keturunan Jerman itu.
Irjen Anas Yusuf
Inspektur Jendral Polisi (Irjen Pol) Drs Anas Yusuf adalah mantan Wakil Badan Reserse dan kriminal (Wakabareskrim) Mabes Polri yang melanjutkan kepemimpinan Irjen Pol Unggung Cahyono sebagai Kapolda Jawa Timur.
Dibandingkan dengan yang tiga polisi lainnya, pretasi Anas memang tidak tampak menonjol. Kendati demikian, alumni Akpol 84 ini handal benar di bidang reskrim dan interpol. Oleh karena itu, nama Anas menjadi nama yang diajukan untuk menjemput dan memburu Nazaruddin. Saat itu Polri menganggap Anas adalah perwira berpengalaman dan paham medan.
Tugas penting itu mampu ditunaikan Irjen Anas dengan baik. Dengan mencarter pesawat khusus, buronan mantan Bendum Demokrat yang terlibat kasus korupsi proyek Hambalang itu dipulangkan ke Tanah Air.
Jabatan yang pernah Anas pegang adalah staf ahli Kapolri bidang Sosial Politik (Sahlisospol), Kapolda Kalimantan Timur sebelum akhirnya dipercaya sebagai Wakabareskrim Mabes Polri dan Kapolda Jawa Timur.