Jenguk tersangka sodomi JIS di Polda, murid & rekan ngaku kangen
Sebuah tulisan 'Thinking of You' dan 'We Miss You Neil and Ferdi. Please Come Back Soon' dibuat khusus oleh murid-murid.
Puluhan karyawan dan murid dari Jakarta International School (JIS) mendatangi rumah tahanan Polda Metro Jaya untuk menjenguk dua guru mereka yang ditahan. Kedua guru yang bernama Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong ditahan terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di sekolah bertaraf internasional itu.
Sebuah tulisan 'Thinking of You' dan 'We Miss You Neil and Ferdi. Please Come Back Soon' dibuat khusus oleh murid-murid TK dan SD JIS serta dibawa untuk Ferdinant dan Neil sebagai ungkapan simpati kepada kedua guru tersebut. Maya Lestari, orangtua sekaligus juru bicara kegiatan ini menjelaskan, kedatangan siswa, guru dan orangtua ini lebih didasari oleh keinginan para siswa dan staff untuk bertemu dengan guru-guru mereka.
Menurut Maya, Ferdinant yang sudah bekerja di JIS selama lebih dari 17 tahun, selama ini dikenal sebagai asisten guru SD yang sangat dekat dengan para siswa. Itu sebabnya ketika Ferdinant tidak pernah hadir lagi selama hampir 90 hari terakhir banyak siswa yang menanyakan keberadaannya.
"Sebagian sudah ada yang tahu kondisi Pak Ferdinant seperti yang terjadi saat ini. Namun banyak siswa yang bingung kemana guru yang selama ini mereka anggap sebagai teman dan pelindungnya di sekolah tak pernah ada lagi. Karena itulah kami mendampingi anak-anak dan sebagian guru dan staff di JIS untuk bisa bertatap muka dengan Pak Ferdinant sekaligus memberikan dukungan moral," kata Maya saat ditemui di depan tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (9/10).
Neil dan Ferdinant hampir 90 hari berada dalam tahanan Polda Metro Jaya. Kedua guru JIS ini dilaporkan oleh salah satu orangtua murid berinisial D karena dianggap melakukan tindak asusila terhadap siswa di JIS.
Sementara Sisca Tjiong, istri Ferdinant Tjiong mengaku sejak kasus yang melibatkan suaminya terjadi, kehidupan keluarganya semakin penuh tekanan. Kedua anak masih kecil terus menerus menanyakan kenapa ayahnya tidak pernah pulang.
"Setiap hari saya ke Polda Metro untuk bertemu suami, sementara anak-anak sangat bersedih dan menderita karena ayahnya sudah tidak pulang hampir 3 bulan. Karena masalah ini, anak-anak kami jadi tidak berani sekolah karena takut dibully akibat dari kasus yang dituduhkan. Kami berharap kasus ini dapat diungkap secara terang-benderang, agar hidup kami juga plong, tidak menanggung beban dari masalah yang tidak pernah kami lakukan seumur hidup," tukasnya.