Jeritan Hati Anak Korban Tsunami Lampung Selatan ke Pemerintah
Riska, siswi SMAN 1 Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan ini sempat dinyatakan hilang, karena berlari menyelamatkan diri saat terjadi tsunami, sambil menggendong adiknya menuju hutan pada 22 Desember tahun 2018.
Diskusi Partisipasi Anak Terkait Kebencanaan bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Lampung Selatan. Pada kesempatan itu sejumlah anak korban tsunami Lampung, (22/12/2018) lalu menumpahkan aspirasinya.
Salah satu perwakilan anak penyintas, Riska berharap, pemerintah memiliki sistem peringatan dini agar masyarakat dapat bersiap diri jika ada potensi bencana.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Bagaimana tsunami Storegga mencapai Inggris utara? Lebih jauh ke selatan di Inggris utara, ketinggian ombak mencapai antara 3 dan 6 meter (10 hingga 20 kaki).
Riska, siswi SMAN 1 Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan ini sempat dinyatakan hilang, karena berlari menyelamatkan diri saat terjadi tsunami, sambil menggendong adiknya menuju hutan pada 22 Desember tahun 2018.
"Untuk itu, kami mengharapkan adanya sistem peringatan dini yang terpasang di daerah-daerah potensi bencana, sehingga kami bisa bersiap diri jika terjadi bencana," kata Riska di GOR Way Handak, Kalianda, Minggu, (17/2).
Dalam diskusi ini, disimpulkan bahwa anak yang menjadi penyintas bencana harus didengar dan ditindaklanjuti pendapatnya, karena mereka memiliki pengalaman dan kebutuhan yang berbeda.
Manager Tanggap Bencana Wahana Visi Indonesia (WVI) Ronny Ichwan dalam paparannya pada diskusi itu menyatakan, suara anak dan partisipasi anak merupakan salah satu kunci utama dalam sebuah tahapan proses pembangunan pascabencana tsunami di Lampung Selatan.
Menurut Ronny, dari aspirasi yang didapat menjadi rujukan bagi pemerintah sebagai salah satu cara mengidentifikasi dan memahami kebutuhan serta masalah paling mendesak melalui perspektif anak.
"Jadi suara anak sangat penting didengar untuk bisa menggali apa yang menjadi kebutuhan mereka," katanya.
Sekretaris Dinas PP-PA Lampung Selatan Wahyuningsih mewakili Kepala Dinas Rini Ariasih menyatakan mendukung penuh kegiatan itu, karena menurutnya, dengan adanya forum itu, anak-anak penyintas mempunyai ruang untuk menyampaikan aspirasi dan suara mereka.
Dia juga berharap, melalui kegiatan itu, anak-anak dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan terbuka kepada Pemkab Lampung Selatan.
"Harapannya, aspirasi dari anak-anak ini bisa didengar dan menjadi masukan yang mendukung bagi pembentukan kebijakan pemerintah daerah," ujarnya.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Pemkab Lampung Selatan Supriyanto yang membuka kegiatan itu mengatakan, anak-anak adalah pihak yang paling rentan dalam konteks bencana.
Karena itu, kata dia, mendengar suara anak sangat diperlukan untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka, terutama pascabencana tsunami yang melanda wilayah Pesisir Pantai Lampung Selatan.
"Semoga apa yang telah disampaikan anak-anak hari ini, bisa menjadi masukan bagi kami untuk memastikan hak-hak anak terpenuhi dengan baik. Bahkan dalam konteks bencana sekali pun," kata Supriyanto mewakili Plt Bupati Lampung Selatan.
Sedangkan, dari hasil diskusi itu didapati bahwa anak-anak telah mendapatkan dukungan psikososial yang cukup dari pemerintah daerah maupun lembaga kemanusiaan. Seperti diberitakan Antara.
Baca juga:
BPN: Banyak Bangunan Salahi Aturan di Bibir Pantai Banten & Lampung Selatan
Korban Tsunami Selat Sunda Tunggu Kepastian Relokasi
Keluarga Korban Tsunami Lampung Belum Dapat Santunan
Ulurkan Tangan untuk Korban Tsunami Selat Sunda Bersama KLY
Hunian Sementara Pengungsi Korban Tsunami Selat Sunda Mulai Dibangun
2 Korban Tsunami di Lampung Jalani Operasi Kepala dan Kaki Terpaksa Diamputasi