JK Cerita tentang Rizal Ramli di Kabinet Dua Rezim
"Jadi Rizal ini mungkin pintar, tapi tidak bisa pimpin orang. Zaman Gus Dur hanya 10 bulan jadi menteri, hanya dua bulan menteri keuangan," kata JK.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkap alasan kabinet Jokowi periode pertama mencopot Rizal Ramli. Saat itu, Rizal menjabat sebagai Menko Kemaritiman hanya 10 bulan di era Jokowi-JK.
JK bercerita, Rizal awalnya sama sekali tidak dipertimbangkan masuk kabinet. Namun karena Luhut Panjaitan merasa kasihan, akhirnya masuk kabinet.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Hanya kasihan Luhut, boleh tanya Pak Luhut, datang terus, ya akhirnya jadi menkolah. Itu pun hanya 10 bulan, karena kalau rapat Menko jarang mau hadir menteri itu di bawah dia, tidak ada yang hadir," jelas JK saat wawancara dengan wartawan senior Karni Ilyas di Akun Youtube Karni Ilyas Club, dikutip merdeka.com, Minggu (8/11).
JK menilai, Rizal Ramli orang yang tak mampu memimpin. Selain itu, JK menganggap, gayanya yang sering marah-marah membuat orang merasa tak nyaman bekerja bersama Rizal Ramli.
"Jadi Rizal ini mungkin pintar, tapi tidak bisa pimpin orang. Zaman Gus Dur hanya 10 bulan jadi menteri, hanya dua bulan menteri keuangan, menkonya pernah. Zaman Jokowi periode pertama hanya 10 bulan. Ndak bisa, ndak bisa pimpin orang. Ngomong banyak, tapi tidak bisa pimpin orang, jadi semua orang lawan," terang JK.
Sebelumnya, Rizal Ramli menuding JK berada di balik penjegalannya selama ini di kabinet. Baik era SBY maupun Jokowi, menurut Rizal, JK adalah orang yang menghalanginya masuk kabinet.
Rizal Ramli sempat cerita saat era SBY periode pertama hampir menjadi Menteri Keuangan dan Menteri BUMN. Namun, hal itu kandas karena dijegal oleh JK.
"JK enggak mau Rizal Ramli pegang ekonomi. Rizal Ramli menko diganjal sama JK, abis itu SBY pertahankan jadi menteri keuangan, dia (JK) enggak setuju lagi. Akhirnya SBY pertahankan lagi minta Rizal Ramli jadi menteri BUMN, dia (JK) enggak setuju lagi, last minutes saya ditunjuk Menperin kabinet SBY pertama, saya nolak, itu bukan keunggulan kita," terang Rizal Ramli saat wawancara dengan Karni Ilyas di episode sebelumnya.
Begitu juga era Jokowi, Rizal meyakini, ada peran JK yang membuat dirinya hanya bertahan menjadi Menko Kemaritiman 10 bulan di kabinet.
"Saya senang sama kerja dengan Pak Jokowi, ini Pak JK nih yang lobi supaya saya enggak jadi, JK gelagapan, enggak kok Rizal begini begitu, saya enggak ada hubungan," kata Rizal menirukan reaksi JK.
JK pun akhirnya mengklarifikasi tuduhan Rizal Ramli tersebut. Bahkan, dia menceritakan awal mula pembentukan kabinet bersama SBY pada 2004 lalu.
Rizal Ramli Ditolak Dirjen
JK mengatakan, SBY dan dirinya sama sekali tidak pertimbangkan Rizal masuk. Namun Rizal sudah bicara kemana-mana akan menjadi menteri keuangan atau menteri BUMN.
"Kemudian zaman Pak SBY dengan saya waktu tahun 2004 lobi kemana-mana, untuk bentuk kabinet, seakan-akan dia sudah dicalonkan untuk Menkeu dan atau BUMN, dia pilih harus Menkeu atau BUMN, yang basahlah kita tahu yang ada hubungannya lah," kata JK.
JK kemudian cerita, kala itu SBY dan dirinya melakukan wawancara terlebih dahulu sebelum menunjuk orang masuk kabinet. Menurut JK, Rizal Ramli tak diajak.
"Waktu itu seperti diketahui, calon menteri itu diinterview dulu oleh Pak SBY dipanggil, dia tidak pernah dipanggil, dia tidak pernah saya larang, memang tidak pernah diperhitungkan oleh Pak SBY. Kalau diperhitungkan dia dipanggil," terang JK lagi.
JK kemudian melanjutkan, saat terakhir SBY memang bertanya apakah masih ada kursi kosong di kabinet. Kursi itu rencananya untuk Rizal Ramli.
JK mengatakan, tinggal bersisa kursi Menteri Perindustrian. Saat itu, dirinya langsung mengontak Rizal Ramli, namun menolak.
"Pak SBY mengatakan, eh ada enggak kursi, masih ada enggak yang kosong, masih tinggal satu perindustrian, ah bagaimana kalau Rizal Ramli, boleh saya bilang. Saya telepon dia, dia sudah nunggu sebenarnya, tapi tidak pernah dipanggil, jangan lupa, dulukan orang antre nih ceritanya dipanggil, dia tidak pernah dipanggil."
"Saya bilang, eh Rizal, kan teman, kita putuskan anda di Menperin, wah anda ini teman tapi tidak adil, saya kan maunya menkeu atau BUMN, ya maunya, tapi inikan yang menentukan presiden," cerita JK saat percakapan dengan Rizal kala itu.
Tidak sampai di situ, JK juga bercerita alasan kenapa Rizal Ramli tak disetujui menjadi menteri keuangan atau BUMN. Sebab, para pejabat di Kemenkeu kala itu mendatangi dirinya, menolak untuk dipimpin Rizal.
"Kedua kenapa tidak diserahkan jadi Menkeu, dia bikin isu akan jadi menkeu atau BUMN. Datang 11 orang eselon satu Kemenkeu yang dipimpin oleh Darmin Nasution, di sini di ruangan ini, pada bulan Oktober tahun 2004."
“Mengatakan bahwa seluruh Dirjen Kemenkeu akan mundur kalau Menkeu Rizal Ramli, akan mundur seluruhnya kurang lebih 12 orang, 11 orang datang, itu saya bilang sama SBY ini mau menolak ini semua orang,” kata JK.
Perkara Blok Masela
JK juga bercerita kesalahan fatal yang dilakukan Rizal saat menjadi menteri di era Jokowi-JK. Salah satunya yakni soal blok Masela di Maluku Selatan.
Kata JK, dalam rapat kabinet Rizal Ramli mengusulkan onshore, sempat ditolak beberapa kali. Namun akhirnya Jokowi memutuskan untuk ikut usulan Rizal dibangun di darat.
Rupanya, kata JK, setelah dikalkulasi biayanya menjadi sangat mahal. Hingga akhirnya proyek tersebut yang harusnya jadi 2024, sampai saat ini mandek sama sekali.
"Begitu dihitung di darat ongkosnya kan harus pasang pipa 300 miliar, tidak efisien menggebu-gebu usulnya di sidang kabinet. Berkali-kali kita tolak, tapi mungkin pertimbangan lain dari Pak Jokowi ini menerima, tapi akibatnya sampai hari ini tidak jalan. Kalau orang biasa merugikan negara Rp75 triliun itu," terang JK.
(mdk/rnd)