Mengenang Sepak Terjang Rizal Ramli, Menteri Berjuluk 'Rajawali Kepret' Era Jokowi
Rizal Ramli tutup usia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Rizal Ramli tutup usia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Mengenang Sepak Terjang Rizal Ramli, Menteri Berjuluk 'Rajawali Kepret' Era Jokowi
Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meninggal dunia pada Selasa (2/1) malam. Rizal Ramli tutup usia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Kabar berpulangnya Rizal Ramli itu diungkapkan salah satu koleganya sekaligus peneliti Universitas Paramadina Herdi Sahrasad. Namun Herdi belum mengetahui penyebab sakit Rizal Ramli hingga dirawat di RSCM.
Sepak terjang Rizal Ramli dikancah perpolitikan tanah air tak perlu diragukan. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954 tercatat dua kali masuk kabinet pemerintahan.
Rizal Ramli pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kemudian Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya, kabinet pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejak dilantik menjadi Menko Kemaritiman era pemerintahan Presiden Jokowi itulah sepak terjang Rizal Ramli kerap mencuri perhatian publik.
Mantan tokoh pergerakan mahasiswa ini kerap mengkritik kebijakan yang dinilai merugikan negara.
Salah satu kebijakan yang dikritiknya yakni pembelian pesawat Garuda, proyek pembangkit listrik 35.000 MW, hingga perpanjangan kontrak Freeport.
Rizal Ramli juga dikenal dengan jurus Rajawali Kepret. Ucapan itu kerap dilontarkannya saat melihat ketidakberesan sesuatu hal yang menjadi tanggung jawabnya. Misalnya saja soal pengelolaan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat itu, Rizal bersikap keras kepada PT Pelindo II, perusahaan operator pelabuhan, jika mereka masih menolak pembangunan kereta pelabuhan.
"Karena mungkin bisnisnya kan kalau ada kereta api bisa berkurang. Sebab itu kami mau tegas, kali ini tidak ada lagi penolakan. Kalau menolak kita kepret! Esensinya harus ada jalur KA ke lokasi unloading," kata Rizal yang ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Rizal Ramli juga pernah mengutarakan ancamannya untuk kepret pejabat yang korup. Menurutnya, pejabat Indonesia sudah terlalu nyaman untuk berbuat korupsi kolusi nepotisme (KKN). Dirinya mengklaim bakal mengeluarkan jurus 'Rajawali Ngepret' dalam menyelesaikan masalah dengan cara tak biasa.
"Kenceng keinginan dari luar (masyarakat) ngepret yang di dalam (pejabat KKN)," ujar Rizal di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Dalam pandangannya, cara biasa tidak akan bisa memberantas para tikus anggaran berdasi ini.
Malahan perekonomian Indonesia akan semakin hancur jika tidak segera dibereskan.
Menurut Menko Rizal, Indonesia memerlukan pendekatan 'out of the box'. "Itulah kenapa kita pakai jurus 'Rajawali Ngepret'," tegas Rizal Ramli.