JK: Masjid Malaysia Khotbah Doakan Raja, Indonesia Kritik Presiden
Tidak hanya soal khotbah, kotak amal atau uang sumbangan yang terdapat di masjid juga hanya bisa didapati di Indonesia. Karena itu terlihat dari survei yang merilis bahwa Indonesia adalah negara yang dermawan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan perbedaan masjid di negara-negara lain dengan Indonesia dihadapan para peserta workshop penguatan fungsi masjid kampus dalam pembangunan karakteristik mahasiswa. Dia mengatakan di Indonesia masjid diurus oleh masyarakat.
Berbeda dengan di Malaysia kata JK, sebagian besar diatur oleh negara. Mulai dari khotbah yang terpusat dan harus diawali dengan pembukaan mendoakan raja.
"Kalau di Malaysia sebagian besar masjid dibangun negara. Karena itu khotbah di Malaysia itu tersentralisasi, seragam semuanya. Ada yang menulis pokok banyak itu di depan masjid. Ada kantor pusat, TV, semua dibikin di situ. Karena itu pembukaan khotbah di Malaysia selalu pertama mendoakan raja," kata JK di Kemenristekdikti, Jakarta, Sabtu (10/10).
Sementara masjid di Indonesia,lanjutnya, khotbah sebaliknya tidak ada yang mendoakan Presiden, melainkan mengkritik.
"Di kita mana ada mendoakan presiden, selalu malah mengkritik presiden. Nah itu bahayanya di situ. Karena itu di negara-negara Malaysia, Timur Tengah, semua pegawai masjid, marbot masjid itu pegawai negeri. Kita berbeda, semua masyarakat," ungkap JK.
Tidak hanya soal khotbah, kotak amal atau uang sumbangan yang terdapat di masjid juga hanya bisa didapati di Indonesia. Karena itu terlihat dari survei yang merilis bahwa Indonesia adalah negara yang dermawan.
"Kita setiap kali ke masjid siapkan duit untuk beramal. Di luar negeri mana ada kotak amalnya, di Malaysia tidak ada kotak amal," ungkap JK.
"Bukan dermawan, memang begitu harus dermawan. Kalau tidak begitu siapa yang ngurus masjid itu. Saya bergembira pertemuan ini meningkatkan marwah, meningkatkan fungsi, meningkatkan kegiatan ini," tambah JK.
Baca juga:
Wapres JK Minta Masjid Kampus Tak Disusupi Paham Radikal
Ma'ruf Amin: Sekarang ada upaya-upaya untuk mengembangkan aliran keras
Tak buat gaduh salah satu cara jaga RI agar tak seperti Suriah
Wiranto: Revolusi mental tekan tumbuhnya radikalisme
Menpan RB Jamin tak ada peserta CPNS terindikasi radikalisme
Ganjar minta santri jihad lawan radikalisme hingga gerakan merongrong Pancasila