JK minta bedakan keimanan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara
JK minta bedakan keimanan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Wapres, ayat Alquran Surah Alkafirun Ayat 6, 'Lakum diinukum waliyadiin' yang berarti 'bagimu agamamu, bagiku agamaku' tersebut harus menjadi dasar semua umat Islam untuk menghormati pemeluk agama lain.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat Indonesia untuk memahami dan membedakan porsi masalah keimanan dan kehidupan berbangsa-negara dengan prinsip saling menghormati dan menghargai.
Agama apapun dianggap paling benar oleh pemeluknya, sebagaimana juga umat Muslim yang meyakini agama Islam yang paling sempurna.
"Tapi kalau berbicara tentang berbangsa dan negara, harus kita bedakan karena ada prinsip 'Lakum diinukum waliyadin'," kata Wapres saat berceramah usai Salat Tarawih di Masjid Indonesia Tokyo, Meguro, Tokyo, Jepang, Minggu (4/6) malam, dikutip dari Antara.
Menurut Wapres, ayat Alquran Surah Alkafirun Ayat 6, 'Lakum diinukum waliyadiin' yang berarti 'bagimu agamamu, bagiku agamaku' tersebut harus menjadi dasar semua umat Islam untuk menghormati pemeluk agama lain.
"Itu sudah jelas, di samping kita meningkatkan keimanan kita dengan beribadah kepada Allah SWT, kita juga harus menghormati pemeluk agama lain sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai datu saudara, Bangsa Indonesia," kata dia.
Wapres juga menggarisbawahi bahwa umat Muslim harus ingat bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan damai melalui ulama dan para pedagang, tidak seperti di Timur Tengah, dan perdamaian itu harus dijaga selamanya.
"Kita di Indonesia, mayoritas Islam, Muslim, tapi berbicara 'tourism' yang paling dikenal Bali, Borobudur, Hindu dan Budha, kalau di Timur Tengah saya kira sudah lebur itu, tapi di sini tidak, nah semangat ini yang harus kita pertahankan sendiri," kata dia.
"Kita tidak ingin seperti Irak, Suriah, Iran yang bertengkar terus dengan Arab Saudi, sehingga yang sering saya katakan Rasulullah hijrah ke Madinah supaya lebih damai, sekarang terbalik, orang-orang Arab hijrah ke Eropa untuk mencari kedamaian," lanjut JK.
Wapres RI bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla hadir di masjid yang terletak di dalam kompleks Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Meguro, Tokyo, beserta rombongan, antara lain Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala Sekretariat Kantor Wakil Presiden Mohammad Oemar, Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi Jepang Rahmat Gobel, dan Juru Bicara Wapres Husein Abdullah.
Masjid Indonesia Tokyo memiliki dua lantai yang dibangun di dalam kompleks Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) di Meguro, Tokyo, dengan biaya Rp 22,6 miliar yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia, termasuk Wapres Jusuf Kalla.