JK: Pers adalah mata, telinga dan mulut bangsa
Menurut JK, saat ini pers tidak lagi dikekang oleh pemerintah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri acara Hari Pers Nasional di Batam, Kepulauan Riau. Turut hadir dalam acara tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum PWI Margiono dan sejumlah nama-nama penting di dunia pers Indonesia.
Dalam pidatonya, JK menilai bagi sebuah bangsa pers merupakan panca indera layaknya dimiliki manusia. "Pers adalah mata, telinga, sekaligus mulut bangsa itu. Karena itulah alangkah pentingnya menjaga fungsi-fungsi itu," kata JK di Batam, Senin (9/2).
JK mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi dunia jurnalistik. Faktor pertama menurut JK adalah kondisi bangsa. Sedangkan faktor kedua adalah teknologi.
Menurut JK, era tahun 1980-1990-an, pers di Indonesia masih sangat tergantung pemerintah. Berita yang dipublikasikan pun masih mengalami jeda waktu, paling cepat satu hari untuk dipublikasikan.
Kini, pers tidak lagi dikekang oleh pemerintah. Pemberitaan pun tidak perlu menunggu jeda hingga satu hari.
"Politik menyebabkan pers berubah-ubah. Terkadang pemerintah tergantung pers, terkadang pers tergantung pemerintah. Bangsa hebat, pers akan sehat, begitu pula sebaliknya, pers hebat, bangsa sehat. Pers dapat menyatukan bangsa, tapi juga memperenggang bangsa," imbuh JK.