JK sebut OKI gagal satukan negara Islam
"Kenyataan yang menyedihkan, kita sebagai dunia Islam telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya," kata JK.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku sedih dengan kondisi negara-negara Islam di dunia semakin terpecah belah. Dia menyebut Islam saat ini terperangkap konflik yang menyebabkan kemiskinan dan bencana kemanusiaan semakin merajarela.
"Sangat menyedihkan melihat dunia Islam belum memenuhi harapan, dunia Islam yang terperangkap oleh konflik, kemiskinan dan bencana kemanusiaan. Dunia Islam yang semakin terpecah belah, persatuan semakin jauh dari kenyataan," kata JK dalam pidatonya di KTT OKI di Istanbul, Turki, Jumat (15/4).
"Perdamaian dan keamanan, kurangnya pembangunan ekonomi, serta bencana kemanusiaan menjadi tantangan terbesar kita," sambungnya.
Bukan hanya itu, JK juga menyebut ada kegagalan di internal OKI. Dinilai dia OKI gagal mempersatukan anggotanya. Sebab, setiap harinya jutaan muslim harus menderita akibat konflik, perang dan aksi terorisme.
Di mana, serangan peluru dan bom harus dirasakan umat Islam yang tak berdosa di Afghanistan, Irak, Suriah dan Yaman. Dinilai JK, dalam sejarah ini pertama kalinya terjadi satu negara diserang oleh banyak negara, termasuk oleh negara yang tergabung dalam OKI.
"Lebih menyedihkan lagi adalah fakta bahwa dunia Islam sepertinya tidak berdaya melihat situasi ini. Kenyataan yang menyedihkan, kita sebagai dunia Islam telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya," ujar dia.
Menurut JK, sebagai organisasi terbesar kedua setelah PBB, selain mampu mensejahterakan masyarakat, negara yang tergabung dalam KTT OKI harus ikut berkontribusi dalam perdamaian dan kesejahteraan secara global. Apa lagi, kata JK, total jumlah penduduk dan aset setiap negara diakui dunia.
"Jika digabungkan, populasi kita mencapai 1,7 milyar jiwa, atau 22,7 persen dari total populasi dunia. Jumlah penduduk usia muda kita terbesar, mencapai 53,3 persen. PDB per kapita rata-rata mendekati US$ 10.000, negara-negara kita memiliki sekitar 2/3 cadangan minyak dan gas dunia. Hal-hal ini merupakan aset kolektif kita, aset yang harus digunakan bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakat kita, namun juga berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan global," tegas dia.
Untuk itu, JK mengajak negara yang bergabung di OKI sama-sama menghentikan konflik, kekerasan dan perang tersebut. Dia tidak ingin lantaran adanya kepentingan politik dan ego sektarian, semua anggota OKI tidak peduli dengan persoalan besar tersebut.
"Mari kita bekerja bersama untuk menghentikan ini, menghentikan penderitaan saudara kita muslimin dan muslimat. Mari kita bekerja lebih keras untuk menghentikan konflik, perang dan kekerasan. Mari kita menjawab akar permasalahan, mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang dihadapi Dunia Islam. Itulah satu-satunya jalan ke depan," tandas dia.
"Sebagai bangsa kita memang berbeda. Beda budaya, beda Bahasa, beda system pemerintahan dan beda cara melaksanakan agama Islam. Namun kita semua bertanggung jawab untuk merealisasikan Islam sebagai Rahmatan lil-alamin, agama yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan dan keadilan sosial," pungkas JK.