Bukan Jabatan dan Kekayaan, Ternyata ini Ukuran Kesuksesan Muslim dalam Islam
Sukses merujuk pada kondisi seseorang yang telah mencapai sesuatu. Namun, kata sukses memiliki makna yang berbeda-beda pada setiap orang.
Kesuksesan adalah pencapaian terhadap hal-hal yang diinginkan. Istilah sukses juga dapat diartikan sebagai keadaan seseorang yang telah mencapai kesejahteraan dan stabilitas. Setiap individu pasti sedang berusaha dan berharap untuk meraih kesuksesan dalam hidup mereka.
Mencapai tujuan yang diidam-idamkan akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kehidupan seseorang. Makna kesuksesan bervariasi bagi setiap orang. Beberapa orang menganggap kesuksesan tercapai ketika mereka dapat menduduki posisi yang diimpikan. Di sisi lain, ada yang menilai sukses ketika mereka memiliki kekayaan dan penghasilan yang melimpah. Bahkan, ada yang memaknai kesuksesan sebagai ketenaran di mata publik. Dengan adanya berbagai definisi tersebut, bagaimana sebenarnya ukuran kesuksesan seorang muslim menurut perspektif Islam? Berikut adalah penjelasannya yang diambil dari laman muslim.or.id, Kamis (26/9).
Indikator Keberhasilan Global
Dunia ini ibarat sebuah panggung teater. Banyak individu yang terjebak dalam hal-hal duniawi. Oleh karena itu, kita sering mendengar pandangan bahwa ukuran kesuksesan terletak pada pencapaian di dunia. Namun, kesuksesan tidak selalu dapat diukur dari pencapaian tersebut. Sering kali, kesuksesan diukur berdasarkan target-target tertentu.
Contohnya, seseorang yang berhasil menghafal Al-Qur'an 30 juz dengan baik, seseorang yang meraih juara dalam olimpiade matematika, atau seseorang yang belajar bahasa untuk dapat berbicara di depan umum. Sebenarnya, tidak ada yang salah jika seseorang menetapkan target untuk dirinya sendiri. Namun, sebagai makhluk ciptaan Allah, penting untuk memahami bahwa tujuan hidup manusia telah dijelaskan dalam firman-Nya,
Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan penciptaan manusia menjadi ukuran sejati kesuksesan di dunia, yaitu ketika ia beribadah kepada Allah dengan benar. Oleh karena itu, ukuran kemuliaan seseorang tidak terletak pada kekayaan, jabatan, atau hal-hal duniawi lainnya, melainkan pada tingkat ketakwaan yang dimilikinya.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah pada QS. Al-Hujurat ayat 13: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu."
Parameter Keberhasilan di Akhirat
Di kehidupan setelah mati, manusia akan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang akan merasakan kebahagiaan di surga, sedangkan kelompok kedua adalah mereka yang akan menghadapi siksaan di neraka.
Setiap individu yang percaya dengan sepenuh hati pada hari pembalasan dan meyakini adanya surga serta neraka, pasti menyadari bahwa kunci untuk mencapai kebahagiaan di akhirat adalah dengan memasuki surga yang disediakan oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang akan meraih kebahagiaan dan keberuntungan di kehidupan setelah mati.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT pada QS. Hud ayat 108: "Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus-putusnya."
Orang yang beriman juga mengerti bahwa mereka yang terjerumus ke dalam neraka adalah orang-orang yang gagal di akhirat. "Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalamnya neraka. Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)." (QS. Hud: 106)
Dari ayat-ayat Allah di atas, sangat jelas bahwa ukuran keberhasilan seorang muslim di akhirat adalah kemampuannya untuk masuk ke dalam surga dan terhindar dari api neraka. "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali-Imran: 185)
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, setiap umat Islam, dalam situasi apapun, memiliki peluang untuk mencapai kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Baik mereka yang kaya maupun yang kurang beruntung secara finansial, dalam keadaan sehat atau sakit, sebagai pemimpin atau masyarakat biasa, serta sebagai pengusaha besar atau pekerja kecil.
Kesuksesan yang diraih di dunia dan di akhirat saling terkait; seseorang yang berhasil di dunia tidak selalu berarti berhasil secara spiritual di akhirat. Sebaliknya, individu yang sukses di akhirat dapat dianggap berhasil di dunia juga. Hal ini disebabkan oleh ibadah-ibadah yang mereka lakukan selama hidup di dunia dan usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang akan membawa mereka menuju kehidupan abadi di surga-Nya.
Seorang Muslim dianggap sukses ketika ia menjalankan ibadah kepada Allah dengan khusyuk sesuai dengan keadaan masing-masing. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
.
"Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk rupa kalian dan harta benda kalian, akan tetapi Dia memandang kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim no. 2564)
Tontonlah video pilihan berikut ini:
Berikut adalah video mengenai teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan dari RDF Cilacap. Anda dapat menontonnya di sini: