Jokowi: 5 RS yang tolak bayi Dera memang lagi penuh
Jokowi turun tangan mengecek kabar bayi malang yang tewas karena ditolak berobat di 5 RS itu.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) turun tangan mengecek meninggalnya seorang bayi kembar Dera Nur Anggraini pada Sabtu (16/2) di Rumah Sakit Zahira Jakarta Selatan. Bayi malang ini meninggal karena ditolak di beberapa rumah sakit dengan alasan penuh. Jokowi membenarkan alasan rumah sakit itu.
"Sebetulnya memang ada lonjakan pasien yang luar biasa besarnya. Hampir 70 persen lonjakannya dibandingkan sebelumnya. Sehingga kamar-kamar itu penuh. ICU juga penuh. Itu di lapangan yang kita lihat," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin (18/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa saja yang diminta oleh anak buah Jokowi? Mereka yang meminta tambahan anggaran di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
-
Kapan Jokowi memakai Ageman Songkok Sikepan Ageng? Pada upacara peringatan HUT ke-78 RI, Presiden Jokowi tampil menggunakan pakaian adat.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Apa yang ditinjau oleh Jokowi di Kabupaten Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan untuk mengatasi hal tersebut harus ada penambahan ruang rawat inap untuk kelas III maupun ICU di setiap rumah sakit rujukan. Terlebih ruang ICU khusus untuk bayi juga ditambah.
"Di lapangan ada kondisi seperti itu, sehingga yang harus kita lakukan nambah kamar, nambah ICU. Apa lagi yang namanya bayi. Bayi itu ICU-nya khusus. NICU. Singkatannya apa saya ndak ngerti. Itu khusus dan itu juga penuh semuanya," jelasnya.
Jokowi mengaku kemarin malam telah melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit yang menolak Dera berobat. Ternyata, dalam kenyataannya memang ICU untuk bayi penuh sementara kondisi bayi memang memiliki permasalahan pada pernafasan.
"Tadi malam langsung saya cek, persoalannya apa sampai enggak diterima. Karena itu memang kondisi bayi ada problem di ini. Kemudian apanya, ICU-nya penuh, kamar juga penuh. Memang ini kondisi real yang perlu kita sampaikan," jelasnya.
Dia mengatakan sistem KJS sudah berjalan tetapi memang kondisi Rumah Sakit yang belum memungkinkan untuk menerima pasien. Untuk itu, dia meminta untuk segera mengejar pendukung dari KJS yakni ruangan rawat inap.
"Apakah KJS enggak dijalanin sehingga yang 70 persen itu sakitnya dibiarin. Kan ndak seperti itu. Sistemnya jalan, tapi pendukungnya harus dikejar agar cepet,"ucapnya.
Politisi PDIP ini mengaku solusi untuk kejadian ini dengan menambah ruangan rawat inap kelas III dan ICU. Pasalnya, tadi pagi dia telah menelepon Kepala Dinas Kesehatan Dien Emawati untuk segera menambah kamar dan ICU.
"Ya solusinya tambah, tadi pagi sudah telepon ke Kadis Kesehatan cepet tambah kamar, ruang ICU. Kalau tidak problem-problem seperti itu, lonjakannya gede sekali 70 persen. Kan gede sekali," terangnya.
Sedangkan untuk sanksi yang akan diberikan, Jokowi masih meminta untuk mengumpulkan data. Artinya, apakah memang benar ruang ICU untuk bayi penuh atau tidak.
"Saya suruh ngumpulin. Saya beri sanksi kita bertanya kalau penuh bener gimana. Ini realnya saya suruh cek," tandasnya.
Bapak tiga anak ini memastikan Rumah Sakit yang menolak tersebut memang karena ruangan ICU bayi penuh. Selain itu, takut menerima untuk pengobatan Dera karena tidak memiliki ICU khusus bayi.
Untuk ini, Jokowi mengaku akan menanggung semua pengobatan warga pemegang KJS berapa pun nilainya. Pasalnya, ada kejadian warga pemegang KJS yang habis biaya pengobatan sebesar Rp 50 juta juga ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Kemarin habis Rp 50 juta lebih pun juga kita take over kok. Memang masalah ketidaksiapan ruang dan ICU menerima pasien. Tidak hanya ini saja, tapi sistem yang lain juga berjalan," terangnya.
Baca juga:
3 RS bantah tolak bayi Dera karena Kartu Jakarta Sehat
PKS: Ahok tak bisa paksakan RS swasta bikin 75% ruang kelas III
Ada 10 rumah sakit yang tolak bayi Dera hingga meninggal
DPRD: Pasien miskin ditolak RS, Jokowi harus tanggung jawab
Kasus bayi Dera, program kesehatan ala Jokowi dipertanyakan