Jokowi Bangun Bandara di Yogyakarta dan Semarang, Ini Keistimewaannya
Bandara yang dibangun era Presiden Jokowi ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas kelas dunia.
Presiden Jokowi telah membangun banyak infrastruktur, salah satunya membangun bandara baru. Bandara yang dibangun era Presiden Jokowi ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas kelas dunia.
Salah satunya Bandara New Yogyakarta International Airport atau Bandara Kulonprogo dan Bandara Ahmad Yani Semarang. Berikut ini keunggulan dan kelebihan bandara yang dibangun pada era Presiden Jokowi:
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Bandara New Yogyakarta Tahan Tsunami Hingga 12 Meter
Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau Bandara Kulonprogo secara struktur bisa bertahan terhadap bencana tsunami berskala besar dari pantai selatan Yogyakarta. Bahkan tsunami setinggi 12 meter.
"Kita sudah memperhitungkan dengan skala tsunami yang besar bandara ini tetap bisa eksis secara struktur," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dikutip dari Antara, Senin (21/1).
Bandara NYIA nantinya akan menjadi salah satu bandara terbesar di Indonesia. Kapasitas penumpangnya 14 juta orang pertahun, 8 kali lipat lebih banyak dibanding kapasitas Bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang sebesar 1,7 juta penumpang pertahun. Bandara NYIA akan beroperasi pada April 2019 mendatang.
Tahan Gempa Hingga Magnitudo 8,8
Selain itu bandara NYIA juga tahan gempa besar. Konstruksi bandara kuat menahan gempa hingga magnitudo 8,8.
Gedung Bandara juga dibangun gedung crisis center yang berfungsi sebagai tempat evakuasi sementara (TES) bagi orang dalam bandara maupun warga sekitar bandara. Konstruksinya berupa gedung yang ditopang pilar-pilar tinggi dan dilengkapi ram pada akses masuknya.
Luasan bangunannya sekitar 4.000 meter persegi dan sanggup menampung hingga 1.000 orang. Ketika terjadi gempa dan alarm waspada tsunami berbunyi, pintu-pintu di samping gedung akan terbuka sehingga masyarakat bisa langsung mengaksesnya tanpa harus lari terlalu jauh ke tempat evakuasi.
Lantai dua terminal yang tingginya enam meter dari lantai dasar dikonsep sebagai TES untuk penumpang dan komunitas bandara. Jadi, ketika tsunami terjadi, penumpang tidak perlu panik dan langsung diarahkan untuk mengamankan diri di lantai dua.
Terminal Terapung Pertama di Indonesia
Tak hanya bandara di Yogya, era Presiden Jokowi juga membangun Bandara Ahmad Yani. Bandara ini dibangun dengan mengadopsi konsep eco-airport dengan sebagian besar bangunan berdiri di atas air.
Terminal baru Bandara Ahmad Yani dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair dengan menggunakan tiang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan lahan lunak tersebut. PVD sendiri merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
Ini menjadi terminal terapung pertama di Indonesia. Area bandara ditanami 24 ribu bibit mangrove seluas 4.478 meter persegi untuk mendukung kelestarian lingkungan. Terminal ini resmi beroperasi pada 7 Juni 2018.
Kapasitas Penumpang 9 Kali Lebih Banyak
Selain itu kapasitas penumpang terminal baru Bandara Ahmad Yani dari 800 ribu orang menjadi 6,9 juta penumpang. Dengan kapasitas baru ini, bandara ini lebih luas sembilan kali dari terminal lama.
Luas terminal kargo dari 774 meter persegi, kini menjadi 2.048 meter persegi atau tiga kali lipat lebih luas dari sebelumnya. Kemudian untuk pemenuhan kebutuhan air di terminal baru Bandara Ahmad Yani tidak hanya dari PDAM, tapi diperoleh dari air payau dan air hujan yang diolah dengan sistem Reverse Osmosis (RO).
(mdk/has)