Jokowi effect berdampak pada perkembangan investasi di Solo
Terdapat perbedaan yang cukup mencolok soal nilai investasi antara tahun 2014 dan 2015.
Menjamurnya hotel, apartemen dan pusat perbelanjaan di Kota Solo, mampu mendongkrak nilai investasi. Bahkan menurut data Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Solo, nilai investasi sepanjang tahun 2015 meroket menjadi Rp 2,3 triliun. Padahal target awal hanya Rp 1,5 triliun, atau meningkat tajam dibanding 2014 sebesar Rp 1,2 triliun.
Kepala BPMPT Solo Toto Amanto secara khusus menyebut besarnya investor yang masuk ke Kota Solo, juga sangat dipengaruhi oleh faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Jokowi effect.
"Pertumbuhan ekonomi di bidang jasa dan perdagangan, seperti hotel, apartemen, serta pusat perbelanjaan dalam setahun terakhir mampu mendongkrak nilai investasi. Peningkatan nilai investasi juga sedikit banyak dipengaruhi karena faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Jokowi effect," ujar Kepala BPMPT Solo Toto Amanto kepada wartawan, Rabu (6/1).
Menurut Toto, nilai investasi hingga akhir Desember lalu tercatat Rp 2,3 triliun. Jumlah tersebut berasal dari 1.214 perusahaan baik berskala mikro, kecil, menengah dan besar. Nilai tersebut melampaui dari target yang dipatok Rp 1,5 triliun.
"Saya yakin nilai investasi masih akan terus bertambah pada tahun ini. Kami target investasi di 2016 hingga Rp 2 triliun, ini mengacu pada perolehan nilai investasi pada 2015," katanya.
Toto mengklaim telah ada beberapa pengusaha yang siap berinvestasi di tahun ini. Seperti investasi pendirian rumah sakit bertaraf internasional Siloam di Serengan, Swiss-Bell hotel di Manahan, mal dan apartemen di wilayah Solo utara. Sehingga dia optimis nilai investasi bisa tercapai target Rp 2 triliun di tahun ini.
Selain Solo utara dia tetap mempromosikan investasi ke Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo Techno Park (STP), serta pengelolaan sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo.