Jokowi Harap Negara Maju Beri Dana ke Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai, pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang mengenai perubahan iklim. Menurut dia, negara-negara maju harus lebih menunjukkan langkah konkret dalam pengendalian iklim, khususnya dukungan pendanaan untuk negara berkembang.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai, pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang mengenai perubahan iklim. Menurut dia, negara-negara maju harus lebih menunjukkan langkah konkret dalam pengendalian iklim, khususnya dukungan pendanaan untuk negara berkembang.
Hal ini disampaikan Jokowi saat mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris disela-sela konferensi, pada Senin pagi (1/11) di Glasgow, Skotlandia.
-
Bagaimana cara Jokowi mengatasi perubahan iklim? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pasokan air? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin dunia untuk memperkuat pemenuhan air bagi kebutuhan 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia.
-
Kenapa Jokowi mengatakan ancaman perubahan iklim itu nyata? “Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Apa yang dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN dalam rangka menindaklanjuti penerbitan sertifikat tanah elektronik oleh Presiden Jokowi? Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pun telah menerbitkan sejumlah sertipikat tanah elektronik bagi tanah aset pemerintah juga aset milik masyarakat. Dalam rangka menindaklanjuti hal tersebut, Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Badung memulai implementasi penerbitan sertipikat tanah elektronik untuk masyarakat Badung.
-
Di mana Presiden Jokowi mengunjungi panen padi dan gerakan olah tanah? Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi panen padi sekaligus gerakan olah tanah dan percepat tanam di hamparan persawahan yang diairi Bendung Daerah Irigasi Gumbasa, Kabupaten Sigi.
-
Mengapa Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam pengelolaan air? “Ini untuk meneguhkan komitmen dan merumuskan aksi nyata terkait pengelolaan air inklusif dan berkelanjutan,” ujar Jokowi. Hal ini dikatakan Presiden RI, karena air memegang peran penting dan sentral bagi kehidupan umat manusia. Bahkan begitu pentingnya hingga air disebut sebagai the next oil di masa depan. Begitu pula jika dilihat dari sisi ekonomi. Kekurangan air, ujar Presiden Jokowi, dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen sampai 2050.
"Kita semua, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim, terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy," kata Jokowi.
Dia mengharapkan, pendanaan adaptasi sebesar USD100 miliar dari negara maju harus segera dipenuhi. Hal ini untuk mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.
Jokowi menyampaikan, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari, menekan laju deforestasi hingga ke titik terendah selama 20 tahun terakhir.
Selain itu, kata dia, tingkat kebakaran hutan di Indonesia berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove.
"Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi meyakini, Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.
"Indonesia telah mengadopsi strategi jangka panjang rendah karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal," jelas Jokowi.
Dalam pertemuan itu, dia menyampaikan, isu yang dihadapi dunia adalah bagaimana dunia bisa segera mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga, pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan lebih cepat.
Dia menyampaikan saat ini kondisi Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik. Jokowi menuturkan, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah turun menjadi sekitar 400-700 kasus dalam beberapa minggu terakhir.
“Indonesia juga sudah menyuntikkan lebih 187 juta dosis vaksin. Dan sampai dengan akhir tahun lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah akan menerima dosis 2,” tutur Jokowi.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Di KTT COP26, Jokowi Pertanyakan Kontribusi Negara Maju Atasi Perubahan Iklim
Apresiasi Komitmen Investasi Perusahaan Inggris, Jokowi Tekankan Soal Ekonomi Hijau
Di Forum C40, Anies Klaim Jakarta Telah Selesaikan Rencana Aksi Iklim
Deretan Para Penjahat Iklim di Amerika Versi Pengamat
Menlu Sebut KTT G20 Hasilkan Kesepakatan soal Kesehatan hingga Perubahan Iklim
Para Pemimpin G20 Serukan Tindakan Batasi Pemanasan Global 1,5 Derajat Celcius