Jokowi Minta BMKG Gencar Beri Peringatan Cuaca Ekstrem Akibat Siklon Tropis Seroja
"Saya minta dilakukan antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia," kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada para kepala daerah untuk mengantisipasi bahaya lanjutan dampak Siklon Tropis Seroja. Cuaca ekstrem imbas Siklon Tropis Seroja tersebut menyebabkan banjir bandang di NTT dan NTB.
"Saya minta dilakukan antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas terkait “Penanganan Bencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur” di Istana Merdeka, Selasa (6/4).
-
Kenapa Serka Sudiyono diundang ke acara Presiden Jokowi? Pada acara itu, Presiden Jokowi memberikan games-games menarik. Salah seorang yang berhasil maju ke podium adalah Serka Sudiyono.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
Dia juga meminta kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) untuk terus memberikan peringatan. Hal tersebut bertujuan agar kepala daerah dan masyarakat bisa memantau prediksi cuaca demi meningkatkan kewaspadaan.
"Saya juga minta BMKG untuk menggencarkan peringatan cuaca ekstrem akibat dari siklon tropis seroja ini, pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses, memantau prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan BMKG," katanya.
Bencana hidrometeorologi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), diyakini akibat terjadinya anomali cuaca. Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan, hal itu sudah diprediksi pihaknya sejak tanggal 2 April 2021.
"Pada tanggal 2 sudah kita prediksi, tapi masih berupa bibit siklon, belum menjadi siklon," kata Dwikorita saat jumpa pers daring bersama BNPB, Senin (5/4).
Dwikorita menjelaskan, perubahan dari bibit siklon menjadi siklon diakibatkan sejumlah faktor. Seperti, perubahan muka suhu permukaan air laut dan peningkatan suhu di atmosfer.
"Faktor berikutnya adalah global warming. Akibatnya, terjadilah aliran angin yang sifatnya siklonik, maka terjadi aliran angin yang sifatnya juga siklonik dan ini sangat jarang terjadi di wikalah tropis seperti Indonesia. Tapi 5-10 tahun ini terjadi karena dampak perubahan iklim global," kata Dwikorita.
Dwikorita memprediksi, situasi alam seperti saat ini akan segera berakhir dalam dua hari ke depan. Menurut data dimiliki BMKG, terlihat pelemahan siklon untuk besok dan akan bergerak terus menjauh dari Indonesia di tanggal 7 juga seterusnya.
"Tanggal 5 semakin bergerak ke barat daya itu kita namakan siklon seroja dan diprediksi tanggal 6 semakin lemah karena menjauh walau mengalami peningkatan dan perlu diwaspadai. Saat ini angin dan tanggal 7 makin melemah dan akan punah dan akan memasuki wilayah Australia," jelas Dwikorita.
Hingga Selasa (6/4) terdapat 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dampak cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja.
"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati.
Dia merinci para korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12, sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.
Baca juga:
BMKG: Siklon Tropis Seroja Berada di Samudera Hindia Barat Daya Pulau Timor
Peringatan Dini BMKG: Gelombang Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi Dampak Siklon Seroja
BMKG: Siklon Tropis Seroja di NTT Bukti Perubahan Iklim Itu Nyata
Sudah Diprediksi, BMKG Ungkap Penyebab Bencana Alam di NTT
Masyarakat Bali Diimbau Waspada dengan Dampak Siklon Tropis Seroja
Siklon Tropis Sebabkan Gelombang Tinggi di Perairan Sumut, Warga Diminta Waspada