Jokowi pergi ke AS tinggalkan kabut asap demi investasi USD 20,5 M
"Ini merupakan investasi terbesar dalam era setelah era reformasi," kata Pramono Anung.
Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat pada 23 Oktober lalu mendapat kritikan tajam. Sebab, Jokowi pergi ke Amerika Serikat disaat sejumlah wilayah Indonesia diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan.
Namun Istana mengklaim jika kunjungan Jokowi ke AS itu sangat penting. Termasuk menepis isu bahwa hubungan AS dan Indonesia tidak baik sejak dipimpin oleh Jokowi.
"Ya kunjungan ke Amerika mempunyai arti yang strategis karena bagaimanapun Indonesia sebagai negara yang menganut bebas aktif sebagai prinsip yang diwariskan Bung Karno tentunya kunjungan ke Amerika ini mempunyai makna yang signifikan sekaligus menepis bahwa Indonesia mempunyai jarak dengan Amerika," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana, Jakarta, Rabu (28/10).
Pramono menjelaskan, kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika ini menghasilkan investasi USD 20,5 miliar yang ditanamkan di Indonesia. Dia mengklaim jika investasi itu merupakan investasi yang paling besar sejak zaman reformasi.
"Karena dalam kunjungan ini ada USD 20,5 miliar yang ditandatangani, diinvestasikan oleh Amerika dan ini merupakan investasi terbesar dalam era setelah era reformasi dan ini kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, hanya USD 8 miliar, sekarang USD 20,5 miliar ditandatangani dan ini merupakan arti yang signifikan," jelas Pramono.
"Jadi yang membedakan adalah Presiden Jokowi memang selalu mengutamakan result, beliau mungkin tidak terlalu mempermasalahkan hal yang berkaitan dengan diplomasi. Tapi result atau hasil karena bagaimanapun berulang kali disampaikan Presiden Jokowi kita sekarang harus membuka diri untuk investor masuk dan juga memberikan kesempatan kita memperbaiki diri di internal supaya kita juga apa ya mempunyai daya saing yang kuat," tandasnya.