Jokowi: Saat Ini Perubahan Iklim Paling Ditakuti Dunia, Bukan Lagi Pandemi
Jokowi menjelaskan, perubahan iklim menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, bahwa yang ditakutkan dunia saat ini bukanlah perang dan pandemi Covid-19, melainkan perubahan iklim. Menurutnya, perubahan iklim adalah sesuatu yang lebih mengerikan.
"Apa yang ditakuti oleh dunia saat ini? Bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan yang ditakuti semua negara adalah perubahan iklim, perubahan iklim," kata Jokowi dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Di mana Jokowi meninjau persediaan beras? Jokowi dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Labuhanbatu dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Dia direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras dan menyerahkan bantuan pangan kepada masyarakat.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang terjadi pada Bupati Bengkulu Utara saat kunjungan Presiden Jokowi? Viral di media sosial sosok Bupati Bengkulu Utara, Ir Mian yang ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang di tengah rombongan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, Jumat (21/7).
Jokowi menjelaskan, perubahan iklim menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis. Kata dia, Indonesia menempati posisi 3 teratas paling rawan bencana.
"Negara kita ini naik 81 persen frekuensi bencana alamnya, dari tahun 2010 itu 1945 bencana, di tahun 2022 naik jadi 3544," ujarnya.
Jokowi mengatakan, urusan bencana alam di Indonesia bermacam-macam. Seperti banjir, gunung berapi yang meletus, tanah longsor, gempa bumi dan bencana alam non alam lainnya.
"Oleh sebab itu siaga dan waspada itu jadi kunci baik tahap pra bencana, pada tahap tanggap darurat maupun pasca bencana. semuanya harus disiapkan semuanya harus dikelola dengan baik," pungkasnya.
Jokowi memastikan, baik BNPB dan BPBD ke depan harus tanggap dengan bisa memberi peringatan dini yang belakangan masih sering terlambat. Kemudian, lakukan latihan bersama masyarakat bagaimana mitigasi bencana saat hal itu terjadi.
"Skenario disiapkan saat jadi gunung berapi larinya ke mana, gempa terjadi larinya ke mana, ini yang secara detail kita abai, lupa bahwa prabencana lebih penting, sehingga masyarakat tahu ke mana kan lari dan berlindung," Jokowi memungkasi.
(mdk/tin)