Jokowi: Saya Harap Populi Center Tetap Memiliki Integritas Dalam Merawat Demokrasi
Kepala negara menyampaikan bahwa Populi Center menjadi salah satu lembaga survei yang terus berkontribusi untuk masyarakat.
Populi Center menggenapkan usianya yang ke-10 dengan menggelar serangkaian acara dalam perayaan Hari Ulang Tahun satu Dekade. Membuka rangkaian acara tersebut, sebuah pidato singkat disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepala negara menyampaikan bahwa Populi Center menjadi salah satu lembaga survei yang terus berkontribusi untuk masyarakat.
"Saya berharap ke depan Populi Center tetap memiliki integritas dalam merawat demokrasi Indonesia," kata Jokowi dalam video yang ditayangkan di Hotel Sultan Jakarta, Senin (6/6).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
Popule Center mengangkat tema 'Merawat Demokrasi, Menjaga Suara Publik'. Melalui sambutannya, Direktur Eksekutif Populi Center, Afrimadona, Ph.D, menyampaikan bahwa di umur 10 tahun, Populi Center telah melakukan sejumlah transformasi namun tetap menjunjung integritas dan bertanggung jawab.
"Populi tetap menjaga suara rakyat dan berkontribusi bagi kehidupan masyarakat khususnya keluar dari situasi pandemi COVID-19 menuju endemi. Suara publik harus dijaga terutama dalam menghadapi guncangan politik dan kehidupan pasca pandemi COVID-19," tegas Afrimadona.
Salah satu dari rangkaian acara HUT 10 tahun Populi Center adalah peluncuran sebuah buku berjudul 'Memaknai Kebijakan Berorientasi Manusia: Sepuluh Pelajaran Berharga Pasca Pandemi COVID-19', yang merupakan hasil kolaborasi peneliti Populi Center bersama peneliti-peneliti dari lembaga-lembaga lain, kolaborasi ini terhimpun dalam program Populi Post COVID-19 Governance Inititative (PPCGI).
"Karya ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pemangku kebijakan dalam mengambil keputusan bagi kehidupan masyarakat pasca pandemi COVID-19," jelas Afrimadona.
Selain itu, Populi Center juga menggelar diskusi kebangsaan dengan Tema "Masa Depan Indonesia Pasca Pandemi COVID-19". Diskusi ini diisi oleh Agustinus Prasetyantoko, Ph.D (Rektor Unika Atma Jaya) sebagai moderator, Diah Satyani Saminarsih, M.Sc (Senior Advisor on Youth and Gender for Director General WHO), serta Dr. Drs. Bahtiar, M.Si (Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam Negeri).
Penghargaan Populi Terhadap Akademisi, Peneliti dan Dosen
Selain bedah buku dan diskusi kebangsaan, Populi Center juga memberikan penghargaan bertajuk Populi Center Award For Distinguished Scholar 2022, sebagai bentuk apresiasi kepada para cendekiawan, dosen dan peneliti atas kontribusi mereka di bidang ilmu pengetahuan.
Penghargaan untuk kategori Inspirational Lecturer diberikan kepada Dr. Martin Suryajaya, M.Hum. Kategori ini ditujukan untuk dosen yang memberikan inspirasi melalui karya yang berdampak besar baik langsung maupun tidak langsung terhadap pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan sosial dan politik termasuk terhadap pengembangan kemajuan demokrasi khususnya di Indonesia.
Untuk kategori Promising Researcher diberikan kepada Ella Syafputri Prihatini, Ph.D, sebagai peneliti muda yang berorientasi pada kemajuan riset masa depan dan telah berkontribusi dalam dunia riset sosial politik di Indonesia.
Adapun untuk kategori Distinghuished Thinker diberikan kepada Mun'im Sirry, Ph.D, sebagai pemikir yang memiliki pandangan progresif, inovatif dan konstruktif dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan sosial dan politik, termasuk terhadap pengembangan kemajuan demokrasi khususnya di Indonesia.
Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)