Jokowi Segera Teruskan 20 Nama Capim dan Dewas KPK ke DPR
20 nama capim dan calon dewas KPK yang diserahkan ke Jokowi akan diumumkan melalui website.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menerima 20 nama calon pimpinan (capim) dan dewan pengawas (dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029.
Selanjutnya, Jokowi akan mengirim 10 nama capim dan 10 calon dewas ke DPR untuk mengikuti fit and proper test.
- Jokowi Sudah Serahkan Nama Capim dan Calon Dewas KPK ke DPR
- Jokowi Segera Kirim Nama Capim dan Calon Dewas KPK ke DPR: Tunggu Administrasi Selesai di Setneg
- 10 Nama Calon Dewas KPK yang Diserahkan ke Jokowi, Salah Satunya Mertua Kiky Saputri
- Pansel Serahkan 10 Nama Capim dan Dewas KPK ke Jokowi Hari Ini, Siapa Saja yang Lolos?
"Kami pada akhirnya memutuskan untuk mengirim 10 nama xlcapim dan 10 nama cadewas kepada Pak Presiden, dan Alhamdulillah Pak Presiden akan meneruskan nama-nama tersebut Ke DPR," kata Wakil Ketua Pansel Capim dan Dewas KPK, Arief Satria di Kantor Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, Selasa (1/10).
Menurutnya, 20 nama capim dan calon dewas KPK yang diserahkan ke Jokowi akan diumumkan melalui website. Setelah mengikuti fit and proper test di DPR, akan dipilih 5 pimpinan dan 5 dewas KPK.
"InsyaAllah dalam waktu sesingkat ini, jadi tim sekretariat sedang mempersiapkan untuk menyampaikan daftar nama melalui website seperti biasa," ujarnya.
Arief memastikan 20 nama capim dan calon dewas tersebut sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan pansel. Mulai dari, integritas, kapabilitsas, akseptabilitas, serta reputasi dan kepercayaan publik.
Selain itu, kata dia, pansel meminta masukan dari masyarakat, media, organisasi sipil, akademisi, hingga pebisnis. Setelah itu, Arief menjelaskan, pansel juga melakukan seleksi dan penelusuran rekam jejak capim dan dewas KPK.
"Jadi masukan dari berbagai instansi pemerintah yang memang memiliki kewenangan dan kompetensi dalam melihat rekam jejak dan kemudian juga dari masyarakat, karena unsur masyarakat menjadi salah satu komponen penting dan menjadi bahan pertimbangan kami dalam menentukan keputusan akhir," terangnya.
"Jadi saya kira variable-variable sangat komprehensif, barang kali ada orang yang menyampaikan Si A, si B, si C hanya dalam satu perspektif, tapi perspektif dan juga banyak data-data yang tidak dibuka ke publik yang kami dapatkan," tutup Arief.