Jokowi terjepit 4 penjuru, jangan sampai bikin Mega marah

Sutarman diganti bukan masalah kinerja. Tetapi soal politik dan PDIP ingin memaksakan hal ini ke Jokowi,

Pengamat Politik Populi Center, Nico Harjanto melihat, karut marut penggantian Kapolri tidak lepas dari kepentingan politik.

Nico mengatakan, saat ini, tidak ada alasan obyektif untuk mengganti Kapolri. Namun, partai terbesar pendukung pemerintah, yakni PDI Perjuangan, dinilai ingin mengarahkan banyak hal agar sesuai dengan kepentingan partai berlambang banteng tersebut.

"Kita harus pahami yang bermain formal sahamnya partai politik, yang terbesar kita tahu (PDI Perjuangan), ingin men-drive banyak hal agar sesuai kepentingan mereka. PDIP, ada kepentingan subjektif partai yang bermain," ucap Nico di Jakarta, Sabtu (17/1).

Nico melihat, masa pergantian Kapolri masih lama lantaran masa jabatan Kapolri Jenderal Sutarman baru berakhir bulan Oktober mendatang. Selain itu, kinerja Sutarman sebagai Kapolri juga dinilai baik, dilihat dari pengamanan saat pemilu berlangsung tahun 2014 lalu dimana tidak ada konflik yang berarti.

Kondisi pemilihan calon Kapolri, menurut Nico menempatkan Presiden Jokowi di posisi terjepit. "Alasan objektif sekarang ini tidak ada. Yang ada adalah alasan subjektif, kepentingan politik. Membuat posisi presiden terjepit di antara 4 penjuru: Istana, DPR, Kuningan (KPK), Teuku Umar (Megawati Sukarnoputri). Jangan sampai Mega marah atau jasmerah," ucap Nico.

Baca juga:
Jokowi copot Sutarman karena benci tak selesaikan kasus Obor Rakyat
Cerita di balik ontran-ontran Trunojoyo
Pencalonan Budi Gunawan 'korbankan' Jenderal doyan blusukan
Sutarman: Mulai detik ini Badrodin Haiti laksanakan tugas Kapolri
Jokowi keluarkan Keppres pemberhentian Kapolri Jenderal Sutarman
Malam ini, Jenderal Sutarman dan Komjen Budi mendadak temui Jokowi
Menko Tedjo: Selama belum ada pelantikan, Sutarman masih Kapolri