Jokowi utus Sofyan Djalil temui PM Jepang bahas kereta cepat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengambil langkah resmi terkait proyek High Speed Train (HST).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengambil langkah resmi terkait proyek High Speed Train (HST). Hal tersebut terlihat, di mana beberapa waktu lalu Jokowi mengirimkan utusan khusus untuk menemui calon investor kereta yakni Jepang dan China.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, Presiden mengirimkan utusan yakni Kepala Bappenas Sofyan Djalil untuk bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

"Semalam Presiden mengutus utusan khusus Pak Sofyan Djalil bertemu dengan PM Shinzo Abe dan juga mengutus utusan khusus untuk bertemu dengan Pemerintah China. Yang jelas yang sudah berangkat Pak Sofyan ke Jepang, yang ke China sedang menunggu," kata Pramono seperti dikutip dari Antara, Senin (28/9).

Dalam mengambil putusan, menurut Pramono, pemerintah Indonesia memegang tiga prinsip yakni proyek harus business to business, tidak menggunakan dana APBN, dan tidak ada jaminan pemerintah.

"Maka beranjak dari 3 prinsip tadi, kalau kemudian nanti ada Perpres atau instrumen apapun yang akan dikeluarkan, ini pasti tidak secara langsung berkaitan dengan penunjukan salah satu yang akan dimenangkan," ujar Politisi PDIP ini.

Lebih lanjut, Pramono menambahkan, hasil dari penjajakan tersebut nantinya tim akan mengkoordinasikannya ke Menko Polhukam Luhut Panjaitan terkait siapa yang akhirnya memenangkan tender proyek tersebut.

"Itu sudah menjadi keputusan kita soal tiga prinsip itu. Kalau kemudian tidak ada yang tidak bisa memenuhi ya itu lain persoalan ya," tutup Pramono.

Baca juga:
Proyek kereta cepat Rini tak perlu pakai Perpres
Menko Darmin: Tanpa APBN, Jepang tak tertarik garap kereta cepat
Menteri Rini irit bicara terkait proyek kereta cepat dengan China
Menteri Rini: Proyek kereta cepat China serap 40 ribu tenaga kerja
Pemerintah suka batalkan proyek, Jepang ditengarai kecewa