Jubir marahi keluarga Atut yang timpuki wartawan
Mereka tidak menghormati hak jurnalistik.
Juru bicara keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Ahmad Jajuli mengaku kecewa dengan tindakan keluarga Ratu Atut yang membubarkan peliputan di kediaman Ratu Atut Chosiyah di Jalan Bayangkara No 51 Kota Serang. Wartawan dibubarkan saat melakukan wawancara dengan Jajuli setelah Ratu Atut ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
"Atas kejadian itu saya marah kepada mereka, karena, pertama mereka tidak menghormati hak jurnalistik dan kedua, mereka mempermalukan saya di depan mereka. Dan sebagai protes kepada mereka, saya meninggalkan rumah ibu," kata Jajuli kepada wartawan, Jumat (20/12).
Dia pun mengatakan, setelah Ratu Atut dibawa ke Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, kru wartawan mengajukan wawancara dengan dirinya. Sebagai juru bicara keluarga, Jajuli kemudian memenuhi permintaan tersebut.
"Kemudian saya memenuhi permintaan itu dan ketika wawancara berjalan, beberapa menit menjelang akhir pembicaraan beberapa orang, saya katakan oknum keluarga besar beliau meminta saya menghentikan wawancara itu, dan mereka memaksa pergi kru Tv One," terang dia.
Sebelumnya, sejumlah wartawan dibubarkan saat melakukan wawancara. Saat melakukan pembubaran, pelaku pembubaran itu juga sempat melakukan pelemparan kepada wartawan.
"Keluar pada nimpuk sambil teriak bubar, anak-anak langsung pada bubar," kata salah seorang wartawan, Jumat (20/12)
Salah seorang crew televisi nasional itu mengaku dirinya bersama tim tengah melakukan live report, dan langsung menghentikannya karena dilempari.
"Kita lagi live, mereka keluar sambil nimpuk. Disuruh bubar, kita ga bisa cepat karena harus ngerapihin alat-alat gimana mau bubar cepat," ujarnya.