Jubir Presiden Minta Kajian Ilmiah Indonesia Berpotensi Jadi Hotspot Baru Covid-19
Dia menyebut, Indonesia memiliki gugus tugas nasional serta tim pakarnya untuk melakukan kajian ilmiah. Sehingga, bila ada media yang ingin membuat berita atau mencari informasi, silakan ambil data dari gugus tugas yang sudah berupaya sebaik mungkin.
Media Australia menilai bahwa Indonesia berpotensi menjadi hotspot baru Covid-19. Merespons itu, Jubir Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman mengatakan, kritikan terhadap Indonesia harus berdasarkan kajian ilmiah.
"Semua yang disampaikan media merupakan masukan untuk pemerintah, tetapi pemerintah Indonesia mengharapkan semua media itu mendasarkan apa yang disampaikan berdasarkan data scientific," katanya dalam program live Ruang Merdeka bersama merdeka.com, Kamis (25/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dia menyebut, Indonesia memiliki gugus tugas nasional serta tim pakarnya untuk melakukan kajian ilmiah. Sehingga, bila ada media yang ingin membuat berita atau mencari informasi, silakan ambil data dari gugus tugas yang sudah berupaya sebaik mungkin.
"Jadi bukan berdasarkan perasaan, tapi semuanya harus berdasarkan data data scientific, data data terukur, melibatkan para ahli, epidemiologi dan yang lain," ujarnya.
"Jadi kami akan tentu menerima semua kritik tersebut berbasiskan data dan informasi yang scientific," pungkas Fadjroel.
Untuk diketahui, Sebuah artikel media Australia yang dimuat di situs berita The Sydney Morning Herald menilai bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi hotspot baru Covid-19.
Artikel berjudul 'The world’s next coronavirus hotspot is emerging next door' tersebut menjabarkan beberapa bukti tertinggalnya Indonesia dari negara-negara lain di Asia Tenggara dalam memerangi Covid-19.
Tertulis bahwa mengutip situs Worldometer, Indonesia berada pada peringkat 163 dengan jumlah tes sebanyak 2.123 per 1 juta penduduk.
Penulis membandingkannya dengan Rusia yang berada pada peringkat 18, dengan 107.445 tes per 1 juta penduduk. Sementara itu, AS berada pada peringkat 27 dengan 80.750 tes per 1 juta penduduk.
India lebih baik dari Indonesia. Negara di Asia Selatan tersebut menempati peringkat 138 dengan 4.530 tes per 1 juta penduduk. Penulis juga menyebutkan bahwa Indonesia terlalu cepat membuka gerbang perekonomian terutama dari sektor pariwisata.
(mdk/fik)