Jumlah anak penderita obesitas naik dari 11 persen ke 15 persen
Menkes sebut selain kurang gizi, anak obesitas jadi masalah terkini.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyebut kasus anak mengalami obesitas menjadi persoalan serius terkini selain kekurangan gizi. Pola makan menjadi penyebab anak mengalami kegemukan ekstrem.
Menkes Nila mengatakan, berdasarkan data, jumlah anak penderita obesitas di Indonesia semakin meningkat. Saat ini persentasenya berada di angka 15,9 persen atau meningkat dari sebelumnya yang berkisar 11 persen.
-
Siapa yang paling rentan terkena obesitas? Seperti halnya pada manusia, ada faktor genetik yang dapat membuat beberapa kucing lebih rentan terhadap obesitas daripada yang lain.
-
Siapa yang paling banyak mengalami obesitas di wilayah penyangga ibu kota? Yang mencengangkan, obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami obesitas? Anak-anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menjadi obesitas juga. Ini bukan berarti obesitas adalah takdir yang tidak dapat dihindari, tetapi genetika dapat mempengaruhi bagaimana tubuh anak menyimpan lemak dan bagaimana nafsu makan mereka diatur.
-
Siapa saja yang berisiko tinggi mengalami obesitas? Bayi dengan riwayat keluarga obesitas memiliki risiko lebih tinggi karena faktor genetik yang memengaruhi metabolisme dan hormon.
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
"Sekarang ada di angka 15,9 persen dari 11 sampai 12 persen. Dari insidennya, kasus obesitas meningkat," ungkap Nila di Palembang, Jumat (5/8).
Dari angka tersebut, kata dia, Indonesia kini menghadapi permasalahan baru dari sisi kesehatan anak. Sebelumnya dan masih berlangsung, anak kekurangan gizi menjadi momok bagi pemerintah.
"Kita dulu menghadapi anak kekurangan gizi dan itu masih. Sekarang sudah mulai dengan masalah obesitas," ujarnya.
Menurut dia, penyakit obesitas cenderung timbul lantaran pola makan yang tidak seimbang. Orangtua kerap memberikan asupan makanan berlebih dan mengutamakan rasa dibanding gizi.
"Perilaku cara makan, memang mungkin (makanan) yang enak-enak saja, menu-menunya tak sesuai. Padahal gizi seimbang penting sekali," ucapnya.
Kasus anak mengalami obesitas ekstrem akhir-akhir ini menyita perhatian masyarakat setelah muncul Arya bocah asal Purwakarta dan Rizky bocah asal Palembang yang memiliki bobot tidak sewajarnya anak seusia mereka.
Baca juga:
Waspadai obesitas sejak dini, anak gemuk jangan dianggap lucu
Penyebab obesitas Arya masih misteri
Meski di rumah, Arya diminta tetap jalankan program diet
Dalam dua tahun, mantan remaja tergemuk sedunia nyaris langsing