Waspada Obesitas Banyak Ditemukan di Kota Penyangga Ibu Kota, Begini Faktanya
Obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota.
Terdapat fakta peningkatan kasus obesitas di pinggiran ibu kota.
Waspada Obesitas Banyak Ditemukan di Kota Penyangga Ibu Kota, Begini Faktanya
Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya. Saat ini kondisi ketidakseimbangan gizi tersebut tak hanya menyerang orang dewasa, namun juga anak-anak.
-
Apa saja penyakit akibat obesitas? Obesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.
-
Siapa yang rentan mengalami obesitas? Anak-anak merupakan kelompok usia yang rentan mengalami obesitas.
-
Siapa yang paling rentan terkena obesitas? Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami obesitas.
-
Siapa yang berisiko obesitas? Bayi dengan riwayat keluarga obesitas memiliki risiko lebih tinggi karena faktor genetik yang memengaruhi metabolisme dan hormon.
-
Siapa yang rentan terkena penyakit akibat obesitas? Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang berisiko mengalami obesitas? Jika orang tua memiliki riwayat obesitas, maka bayi mereka lebih berisiko untuk mengalami obesitas juga.
Yang mencengangkan, obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota. Informasi ini berdasarkan data yang didapat dari Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, Senin (24/7) kemarin. Bahkan, dari data yang diperoleh, penderita obesitas menunjukkan tanda-tanda peningkatan secara nasional.
Obesitas meningkat
Disampaikan Dante, kondisi obesitas belakangan semakin menunjukkan tanda peningkatan terutama di wilayah penyangga ibu kota seperti Tangerang, Depok, Bogor. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas), laju obesitas mulanya berada di angka 15,3 persen di tahun 2013, dan kini menjadi 21,8 persen pada 2018 lalu. "Ada peningkatan yang begitu drastis di masyarakat tentang obesitas,” kata dia, dilansir dari ANTARA
Pendapatan besar jadi pengaruh
Disebutkan, penyebab naiknya kasus obesitas berasal dari pendapatan masyarakat yang cenderung lebih tinggi dari ibu kota. Hal ini memicu pemilihan makanan dan minuman yang tidak tepat secara standar gizi.
Menurutnya kondisi obesitas tidak akan terjadi jika masyarakat memahami pengetahuan seputar konsumsi makanan yang tepat. “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
Perlunya menghitung jumlah kalori makanan sebelum dikonsumsi
Kemenkes kemudian mengajak masyarakat untuk menjadi smart eater dengan cara memilah jenis makanan yang sehat, sehingga dampak buruk seperti obesitas bisa terhindarkan. Selain memilih jenis, masyarakat juga bisa menghitung jumlah kalori dari makanan yang akan dikonsumsi. "Jadi sebelum dia makan, sebelum beli makanan, dia baca dulu kalorinya berapa, sehingga bisa diperhitungkan dampaknya," terang Dante.
Cara menghitung kebutuhan kalori dalam tubuh
Sementara itu, terdapat cara mudah untuk mengitung jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika kasus obesitas ditemukan pada anak, kita perlu menghitung dengan cara membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Nantinya hasil status gizi bisa diketahui.