KA Prameks sudah uzur, warga ingin ada kereta listrik Solo-Yogya
KA Prameks sudah uzur, warga ingin ada kereta listrik Solo-Yogya. Kereta yang usianya sudah lebih dari 30 tahun itu tak sebanding dengan mobilitas masyarakat yang memanfaatkan moda transportasi massal di kedua kota tersebut.
Kereta Api Prambanan Ekspres (KA Prameks) yang melayani perjalanan Solo-Yogyakarta atau sebaliknya, kini kondisinya memprihatinkan. Kereta yang usianya sudah lebih dari 30 tahun itu tak sebanding dengan mobilitas masyarakat yang memanfaatkan moda transportasi massal di kedua kota tersebut.
Armada yang ada saat ini, tak layak dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat pengguna. Ditambah lagi dengan sering terjadinya kerusakan atau kecelakaan, sehingga armada harus dikandangkan untuk perbaikan.
Kondisi tersebut dikeluhkan oleh sejumlah warga, terutama masyarakat pengguna jasa KA Prameks di Solo, Yogyakarta maupun kota yang dilewati. Salah satu komunitas pengguna Prameks yang tergabung dalam Pramekers bahkan mendesak Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar segera mempercepat elektrifikasi KA Prameks.
Sekretaris Pramekers Yusticia Ida mengatakan, kebanyakan rangkain Prameks yang ada saat ini sudah termakan usia. Apalagi terjadinya sejumlah insiden, praktis membuat jumlah rangkaian yang bisa dioperasikan semakin sedikit.
"Iya memang Prameks yang sekarang ada sudah uzur, sehingga performanya menurun. Padahal Prameks sudah menjadi andalan para pelaju di Daop 6. Karena waktu tempuhnya yang menjanjikan, bus jelas kalah cepat, karena membutuhkan waktu 2 jam untuk jarak Solo-Yogya," ujar Ida kepada merdeka.com, Rabu (7/6).
Ida mengatakan, Pramekers mendesak pemerintah untuk segera mempercepat elektrifikasi KA Prameks. Apalagi kereta sudah menjadi kebutuhan dasar bertransportasi untuk masyarakat Solo dan Yogyakarta. Tak hanya itu, Pemerintah Daerah (Pemda) seharusnya juga ikut terlibat dalam pemenuhan kebutuhan transportasi publik.
"Pemda seharusnya terlibat dalam pemenuhan kebutuhan transportasi public. Selama ini belum ada keberpihakan yang nyata dari pemda, mengingat t anggaran Negara kan juga terbatas," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah insiden yang terjadi pekan ini membuat kebutuhan KRL makin mendesak. Pramekers, kata dia, menagih janji pemerintah yang mengatakan bahwa aka ada elektrifikasi KA Prameks.
"Beberapa waktu lalu beredar kabar tentang elektrifikasi di sini, tapi hingga pertengahan tahun ini belum terealisasi. Sudah lebih dari 4 tahun sejak dijanjikan, belum terealisasi. Semoga pemerintah memberikan perhatian. Kereta adalah transportasi berbasis massal yang paling ideal untuk masa depan, mengingat kepadatan dan kemacetan jalan raya tiap tahun makin meningkat, termasuk resiko kecelakaan. Kami merindukan angkutan misal yang representatif, kami merindukan KRL seperti di Jabodetabek," harap wanita asal Jl Parangtritis KM 3,5, Yogyakarta yang bekerja di konsultan swasta Kota Solo tersebut.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto tak menampik jika pelayanan KA Prameks selama ini tak bisa maksimal dan banyak dikeluhkan. Ia mengakui jika kondisi armada Prameks saat ini sudah tua. Dari 4 armada yang siap operasi kini sementara berkurang satu akibat KRDE armada Prameks tengah dalam perbaikan di Depo Solo karena bertabrakan dengan truk di perlintasan Taji Prambanan beberapa waktu lalu.
"Sudah waktunya warga Solo-Jogja - Kutoarjo bisa dilayani KRL seperti Jabodetabek. Kawan-kawan penglaju selalu berteriak, berharap pemerintah segera merealisasikan elektrifikasi KA lokal Prameks," ungkapnya.
Pada kesempatan lain, Executive Vice President (EVP) PT Kereta Api Indonesia Daop 6 Yogyakarta, Hendy Helmy, mengemukakan Kereta Rel Listrik (KRL) akan dioperasikan di rute Solo-Yogyakarta-Kutoarjo pada 2017 atau 2018. KRL akan menggantikan kereta rel diesel (KRD) Prameks yang dinilai sudah tidak layak. Proses pemasangan tiang akan mulai dilakukan setelah Lebaran, menunggu perintah dari Direktorat Jenderal Perkeretapian.