Kabar Gembira! MRT Bakal Dibangun di Kabupaten Bekasi, Ini Lima Titik Stasiun Pemberhentiannya
Sistem transportasi massal jenis Moda Raya Terpadu (MRT) bakal dibangun di Kabupaten Bekasi.
Sistem transportasi massal jenis Moda Raya Terpadu (MRT) bakal dibangun di Kabupaten Bekasi. Moda transportasi baru ini untuk tahap pertama pembangunannya dimulai dari Balaraja, Tangerang kemudian menyusul wilayah Kabupaten Bekasi.
Pelaksana Teknis (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi, Agus Budiono mengatakan, berdasarkan perencanaan ada lima titik pemberhentian MRT. Mulai dari Desa Karangsatria Tambun Utara hingga Cikarang.
- Musim Hujan Tiba, Kini Ada Fasilitas Pengering Payung di 17 Stasiun LRT Jabodebek
- Hampir Setahun Beroperasi LRT Jabodebek Angkut 15 Juta Penumpang, Terbanyak Warga Bekasi
- Jokowi Ungkap Biaya Bangun MRT Lebih Mahal dari Kereta Cepat
- Per 1 Maret LRT Jabodebek Tambah 44 Perjalanan, Waktu Tunggu Hanya 6 Menit
“Mereka masih fokus menyelesaikan fase satu (di Balaraja), pembebasan lahan maupun pembangunannya, ada lima titik (pemberhentian), Karangsatria, Sumberjaya Tambun Selatan, Wanajaya, Cibitung dan terakhir Cikarang, nah fase satu masih di daerah Balaraja, di Kabupaten Bekasi fase dua, fase duanya belum (mulai dikerjakan),” ucapnya, Jumat (9/8).
Agus mengatakan, berdasarkan informasi yang dia terima, lintasan MRT ini rencananya akan dibangun di atas menggunakan tiang pancang. Tujuannya agar kebutuhan lahan untuk pembangunan proyek strategis nasional ini tidak terlalu besar.
“Kalau pengadaan tanahnya di kita belum, cuma ada info mereka pakai tiang, jadi relnya di atas, jadi biar kebutuhan pembebasan lahannya enggak terlalu besar, infonya ada rencana seperti itu, pembangunannya sih belum, kayaknya masih tahap sosialisasi,” ungkapnya.
Dibangun 2026
Agus mengatakan, adanya rencana pembangunan MRT ini maka secara otomatis rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi akan ikut menyesuaikan. Karena selain adanya pembangunan moda transportasi tersebut, pemerintah daerah juga akan menyiapkan lahan parkir di setiap stasiun dan transportasi penunjang.
“Kalau tata ruang pasti diharmonisasi, ini (pembangunan MRT) kan PSN ya, kalau PSN kita menyesuaikan, tata ruang kan ada dua, pola ruang dan struktur ruang, nah kalau jalur itu kita menyebutnya struktur ruang, garisnya lah, kalau cuma transportasi kayak ruas jalan, dan gambar garisnya sih sudah masuk,” katanya.
“Cuma memang yang perlu kita antisipasi di tingkat kabupaten ini, maksudnya dengan adanya moda transportasi baru ini nanti masyarakat diarahkan menggunakan transportasi massal ya tentu nanti terjadi penumpukan penumpang di titik-titik stasiun, yang kedua yang perlu diantisipasi dengan menyiapkan transportasi massal (menuju ke stasiun MRT), kalau ada yang naik kendaraan pribadi maka kita menyiapkan parkirannya, sama antisipasi kemacetannya di simpul-simpul lokasi tersebut,” lanjut Agus.
Keberadaan moda transportasi baru yang rencananya mulai dibangun pada 2026 mendatang di Kabupaten Bekasi ini diharapkan bisa menggerakan roda perekonomian, memudahkan akses warga menuju Jakarta, Tangerang atau sebaliknya, dan mengurangi kemacetan.
“Dengan masyarakat menggunakan transportasi massal ini jadi bisa mengurangi kemacetan, karena masyarakat jadi punya pilihan, selain ada LRT dan KRL nah ini ditambah lagi ada MRT, mungkin tahun ini sudah sosialisasi dan pembangunannya kalau tidak salah mulai 2026,” tandasnya.