Kala Soeharto dan Ibu Tien rindu makan lesehan Malioboro
Hingga berkuasa dan menjadi Presiden Indonesia, pasangan ini ternyata masih memendam kerinduan untuk makan lesehan.
Presiden kedua Soeharto dan Ibu Tien sama-sama menghabiskan masa kecil hingga dewasa di Yogyakarta. Mereka akrab dengan keseharian daerah tersebut, termasuk kulinernya. Ketika masih menjadi perwira militer di Yogyakarta, Soeharto dan Tien kerap menyantap gudeg dan makanan lain sambil lesehan di kawasan Jl Malioboro.
Hingga berkuasa dan menjadi Presiden Indonesia, pasangan ini ternyata masih memendam kerinduan untuk makan lesehan di Jl Malioboro seperti rakyat biasa.
Kisah soal lesehan ini diceritakan kolega Soeharto, Emil Salim dalam buku Pak Harto The Untold Stories yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Saat itu Pak Harto dan Ibu Tien pulang meresmikan renovasi Candi Borobudur. Ketika sampai di Yogyakarta, hari menjelang senja.
Lampu-lampu penjaja makanan mulai dinyalakan. Jl Malioboro mulai ramai oleh pecinta kuliner. Eksotisme khas Yogyakarta yang sulit dicari bandingannya di manapun.
"Rupanya Pak Harto mendengarkan istri tercinta beliau, Ibu Tien, yang rindu bersantap lesehan seperti masyarakat biasa di warung-warung di sepanjang Malioboro," kisah Emil Salim.
Sayangnya keinginan itu tak bisa dikabulkan. Pasukan Pengamanan Presiden tak ingin keselamatan Soeharto dan Tien terancam. Makan di tempat terbuka seperti Jl Malioboro dinilai berbahaya.
Untunglah Sultan Hamengkubuwono memberikan kejutan. Sultan Yogya ini memindahkan beberapa penjual makanan lesehan di Malioboro berdagang di Aula Gedung Agung, tempat Soeharto menginap. Terciptalah suasana ala jalan legendaris itu di tempat penginapan presiden, khusus malam itu.
"Pak Harto terlihat sangat santai ketika mengajak kami semua menikmati hidangan pinggir jalan favorit masyarakat itu. Ia tampak ceria ketika menjelaskan kepada saya bahan-bahan makanan serta cara memasak menu-menu favoritnya dan Ibu Tien. Malam itu saya menyaksikan kecintaan Pak Harto terhadap budaya bangsa kita. Itu juga membuktikan dia tidak pernah melupakan akarnya," kenang Emil Salim yang pernah menempati posisi beberapa menteri era Soeharto ini.
Soeharto dalam berbagai kesempatan memang selalu mengaku menyukai kuliner rakyat kebanyakan.
"Hidangan yang paling saya sukai adalah tetap lodeh buatan istri saya sendiri, atau ikan bakar atau goreng belut yang membawa kenangan di masa kanak-kanak," kata Soeharto Seperti ditulis dalam autobiografi Soeharto Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya yang diterbitkan Cipta Lamtoro Gung Persada.
Kebiasaan makan Pak Harto ini mengejutkan sebagian besar menteri atau pejabat negara. Mereka tak mengira makanan seorang presiden begitu sederhana. Saat makan, Soeharto sering mengajak para pengawal dan ajudannya untuk bergabung.
Baca juga:
Sate buntel Mbok Galak, menu favorit Soeharto di Solo
Tempat makan favorit para kepala negara
Cerita Presiden Soeharto, pengamen dan koruptor
Soeharto sedih cuma bisa sekolah sampai SMP
5 Cerita makanan sederhana favorit Soeharto
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.