Kapolri: Bentrokan di Morowali Utara Karena Provokasi Seolah Ada TKA Pukul TKI
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan kronologi kerusuhan yang terjadi di tambang nikel, Morowali Utara, Sabtu lalu. Akibatnya, seorang TKI dan TKA meninggal dunia.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan kronologi kerusuhan yang terjadi di tambang nikel, Morowali Utara, Sabtu lalu. Akibatnya, seorang TKI dan TKA meninggal dunia.
Kerusuahn terjadi antara pegawai di PT GNI Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Pemicunya, muncul provokasi untuk mengajak mogok kerja dengan tuntutan masalah industrial yang sedang dirundingkan.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Bagaimana M Halili menjadi viral? Pria asal Sampang, M Halili, menjadi viral di media sosial setelah ia berkaraoke lagu 'Bebas' milik Rhoma Irama. Dalam video tersebut, ia terlihat nyanyi dengan santai namun suaranya yang khas menarik perhatian.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
Kemudian, ada provokasi bahwa seolah-olah ada TKI yang dipukul TKA. Dari situ terjadilah bentrokan.
"Bentrokan yang terjadi di perusahaan smelter GNI dipicu karena adanya provokasi yang muncul. Karena ada ajakan mogok kerja, dan ada beberapa peristiwa terkait masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI," kata Sigit di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/1).
"Sehingga ini yang kemudian memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," sambungnya.
Sigit melanjutkan, hingga kini sudah ada 71 orang yang diamankan dan 17 ditetapkan tersangka buntut dari bentrokan itu.
"Saat ini kegiatan terkait dengan peristiwa tersebut sudah bisa diatasi oleh kepolisian. Beberapa pelaku pengrusakan saat ini sudah diamankan kuruang lebih ada 71 yang telah diamankan dan 17 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka," tuturnya.
Sigit berkata, hingga kini ada 548 orang aparat gabungan TNI-Polri yang diterjunkan guna mengamankan situasi. Sigit pun bakal menambah lagi pasukan dari Brimob pusat.
"Dan saat ini personil pengamanan baik dari TNI dan Polri sampai dengan saat ini telah diturunkan kurang lebih 548 orang dan akan kita tambah lagi dengan 2 SSK brimob dari pusat," ucapnya.
Kembali Beroperasi
Kapolri menegaskan, PT GNI di Morowali Utara akan kembali beroperasi pada besok Selasa (17/1). Sigit mengimbau para karyawan tidak kembali terprovokasi oleh isu-isu yang belum tentu jelas kebenarannya.
"Berdasarkan info terakhir bahwa perusahaan smelter GNI akan memulai kegiatan operasional kembali besok pagi. Oleh karena itu saya imbau kepada seluruh masyarakat dan karyawan untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum tentu jelas dan terkait masalah-masalah hubungan industrial yang bisa diselesaikan aturan undang-undang," kata Sigit.
Sigit menjelaskan, pertimbangan PT GNI kembali beroperasi karena pihaknya sudah memastikan keamanan perusahaan. Kata dia, TNI-Polri siap menjaga suasana tetap kondusif.
"Jadi keputusan beroperasi kembali ini diputuskan perusahaan setelah melihat bahwa dari sisi pengamanan yang kita siapkan semuanya mendukung untuk kegiatan tersebut bisa beroperasi kembali," ucapnya.
Sigit memastikan bakal menindak tegas pelaku perusakan maupun anarkis. Dia berharap, bentrokan serupa tidak terulang kembali. "Dan tentunya kepolisian akan menindak tegas terhadap pelaku-pelaku perusakan, pelaku-pelaku anarkis sehingga ke depan kita harapkan hal-hal seperti ini tidak terulang kembali," pungkasnya.
Kronologi
Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto mengungkap, kronologi kerusuhan berawal saat unjuk rasa dilakukan setidaknya 300 karyawan PT GNI. Demo digelar di dua lokasi yakni Pos 4 dan 5.
"Pertemuan di Kantor Disnakertrans Morut dihadiri SPN (Serikat Pekerja Nasional), PT GNI, dan PT SEI. Tapi pertemuan itu tidak menemukan kesepakatan," ungkap Didik.
Didik menyampaikan dalam unjuk rasa tersebut, serikat pekerja menyampaikan tuntutan kepada perusahaan seperti terkait penerapan prosedur keselamatan kerja. Pekerja juga menuntut agar perusahaan memberikan alat pelindung diri (APD) lengkap yang sesuai standar jenis pekerjaan.
"Mereka menuntut agar perusahaan membuat aturan. Mereka juga menolak adanya pemotongan upah yang tidak jelas. Meminta menghentikan PKWT yang sifatnya tetap," ujar Didik.
Tak hanya itu, para pendemo juga meminta kepada PT GNI dan SEI untuk mempekerjakan kembali karyawan yang kontraknya habis atau diputus akibat mogok kerja yang dilakukan sebelumnya. Tuntutan lainnya, meminta pihak perusahaan untuk memasang sirkulasi udara di gudang dan smelter agar tidak berdebu.
"Dalam tuntutannya, pekerja ini juga menyinggung soal kejadian meninggalnya dua karyawan yakni Made dan Nirwana Selle akibat ledakan smelter beberapa waktu lalu. Mereka mempertanyakan hak yang harus dibayarkan perusahaan kepada kedua keluarga korban," sebutnya.
Kerusuhan Pertama Kali Pecah
Kerusuhan pertama kali pecah ada pukul 19.40 Wita, Sabtu (14/1) di area masuk pos 4 PT GNI. Massa sekitar 500 orang melakukan pelemparan dan perusakan.
"Kejadian itu dipicu karena sekuriti melakukan penghalangan jalan masuk ke pos 4. Akibatnya mereka melawan, sehingga melakukan pelemparan terhadap sekuriti dan juga melakukan perusakan fasilitas kantor," kata dia.
Setengah jam kemudian, kondisi semakin memanas saat massa menerobos masuk pos 4 PT GNI. Massa yang menerobos langsung melakukan pembakaran sebua mess karyawan.
"Mess karyawan yang letaknya di belakang pos 4 terbakar. Kami bersama TNI memukul mundur massa," kata dia.
Saat kondisi di pos 4 mulai kondusif, bentrokan terjadi di area smelter 1 PT GNI. Didik menyebut bentrokan terjadi akibat adanya karyawan divisi Dump Truck melakukan aksi mogok.
"Saat dilakukan pengawalan oleh Polres Morut, ternyata ada karyawan yang tidak mengikuti. Dan saat melintas di area smelter 1 PT GNI terjadi bentrok," kata dia.A
kibat bentrok tesebut, tiga orang karyawan mengalami luka-luka dan sejumlah kendaraan roda dua dirusak. Di saat bersamaan terjadi saling kejar dan lempar.
”Iya ada korban meninggal 2 orang TKI dan 1 orang TKA. Kemudian ada tiga orang pekerja yang mengalami luka-luka," katanya.
Didik menambahkan, kerusuhan terjadi hingga tengah malam. Bahkan polisi dan TNI harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi di mess PLTU PT GNI. "Pada pukul 02.00 Wita kondisi semakin kondusif. Karyawan pun membubarkan diri," ucapnya.