TKN Soal Pernyataan Kapolri Teruskan Estafet Kepemimpinan: Bukan Berarti Berpihak, Tak Perlu Ditafsirkan Jauh
Pernyataan Kapolri soal estafet kepemimpinan tak perlu ditafsirkan lebih jauh
TKN Prabowo-Gibran menilai, pernyataan Kapolri Sigit bukan berarti memihak ke salah satu paslon
TKN Soal Pernyataan Kapolri Teruskan Estafet Kepemimpinan: Bukan Berarti Berpihak, Tak Perlu Ditafsirkan Jauh
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Saleh Daulay menanggapi pernyataan Kapolri Listyo Sigit Prabowo soal kriteria pemimpin harus mampu meneruskan estafet kepemimpinan Joko Widodo ke depan.
Saleh menilai, pernyataan Kapolri Sigit bukan berarti memihak ke salah satu paslon dan tak perlu ditafsirkan lebih jauh.
"Kalau pun ada pernyataan Kapolri yang menyebut bahwa pemimpin yang dicari adalah yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan Jokowi, bukan berarti berpihak. Sebab, siapa pun presidennya pastilah melanjutkan pelayanan dan pengabdian ke masyarakat. Karena itu, tidak perlu ditafsirkan jauh dari konteksnya,"
kata Saleh kepada wartawan, Senin (15/1).
"Kadang, tafsir seperti itu yang merangsang ketegangan. Padahal, Kapolri sendiri sebetulnya tidak bermaksud seperti itu," sambungnya.
Saleh mengimbau kepada masyarakat agar tidak menggiring Polri masuk ke dalam isu politik praktis. Dia ingin semua pihak menempatkan kepolisian sebagai pihak yang netral.
"Masyarakat harus ikut mengawasi proses terlaksananya pemilu. Jika ada unsur kepolisian yang berpihak, silahkan dilaporkan. Ada media konvensional dan media sosial yang bisa dipergunakan. Semua itu bisa dipergunakan oleh semua pihak dan semua pendukung paslon," ujarnya.
Politisi PAN ini menyebut, Polri wajib menjaga keamanan seluruh pasangan capres-cawapres. Tidak peduli siapa kandidatnya, Polri wajib menjaga mengawal setiap calon.
"Dari sisi pengawalan aja, Polri sangat netral. Kalau ada kegiatan di seluruh wilayah NKRI, Polri harus mengamankan. Tidak peduli siapa pun paslonnya," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung kriteria pemimpin pengganti Presiden Joko Widodo. Dia berharap sosok presiden selanjutnya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.
Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan pada acara Perayaan Natal Mabes Polri Tahun 2023 di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan hari ini Kamis, 11 Januari 2024.
"Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan karena perbedaan. Akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tetapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik," kata Listyo dikutip, Jumat (12/1).
Listyo mengatakan, prestasi yang diraih selama masa kepimimpinan Presiden Joko Widodo harus terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan. Dalam hal ini, Kapolri menyebut, stabilitas Kamtibmas menjadi kunci utama.
"Kita memiliki tugas prestasi ataupun raihan yang telah ditorehkan oleh pemimpin kita saat ini tentunya harus terus bisa dilanjutkan dan ditingkatkan. Dan syarat utamanya adalah stabilitas Kamtibmas," ujar dia.
"Yakini dengan modal yang ada ditambah semangat kita untuk menjaga keberagaman salah satunya dengan perayaan Natal kali ini kita terus menjaga toleransi dan ini merupakan bagian dari menjaga keberagaman," katanya.
Listyo mengingatkan berbeda pendapat dan pilihan jangan sampai merusak apa yang telah dicita-citakan para pendiri bangsa.
"Bahwa perbedaan pendapat janganlah kemudian membuat dan merusak cita-cita kita bersama, karena kenapa? Kita menginginkan siapapun pemimpin yang saat ini kemudian naik menjadi pasangan calon tentu lah para pemimpin-pemimpin terbaik," ujar dia.
"Sehingga tentunya perbedaan pendapat yang ada pada saat menentukan dan memilih calon pemimpin nasional tersebut. Kemudian jangan merusak persatuan dan kesatuan? Kenapa? Kita memikiki tugas selanjutnya untuk menjaga raihan prestasi yang ada untuk bisa kita lanjutkan," sambung Listyo.