Kapolri lapor Presiden, KPK sebut sinyal baik untuk kasus Novel
KPK hanya bisa menjalankan tugas sesuai dengan Undang-undang. Oleh karena itu pihaknya bakal terus berkoordinasi dengan Polri untuk perkembangan lebih lanjut.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden, Senin (31/7). Pertemuan itu membahas kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan pertemuan tersebut sebagai sinyal baik agar kasus tidak berlarut-larut. Sebab dia menilai, risiko teror itu tidak hanya bisa menimpa pegawai KPK namun pihak-pihak yang antikorupsi.
"Terkait dengan perhatian Presiden terhadap kasus ini, kami melihatnya sebagai sinyal baik agar peneror tersebut tidak lagi dibiarkan berlama-lama bebas di luar. Karena risiko tentu tidak hanya pada Novel, atau pegawai KPK lainnya, tetapi juga pada pihak-pihak yang berperan aktif dalam pemberantasan korupsi," ujar Febri kepada wartawan di gedung KPK, Senin (31/7) malam.
Lanjut dia, KPK hanya bisa menjalankan tugas sesuai dengan Undang-undang. Oleh karena itu pihaknya bakal terus berkoordinasi dengan Polri untuk perkembangan lebih lanjut.
"Kita akan koordinasi lebih lanjut. KPK tentu hanya dapat menjalankan tugas sepanjang sesuai dengan kewenangan di UU. Sejauh ini, karena domain kasus ini adalah tindak pidana umum, kami kira kita perlu menunggu perkembangan hasilnya dari Polri. Sejumlah hal sudah dilakukan, semoga setelah pertemuan tersebut ada kemajuan," tuturnya.
KPK pun berharap agar pelaku penyerangan ataupun otak di balik kasus tersebut segera dibekuk.
"Posisi KPK tentu kita berharap pelaku penyerangan segera ditemukan, baik itu pelaku lapangan ataupun aktor intelektual penyerangan tersebut," tandas Febri.